Pagi hari tanggal 24 September 2004,
Provinsi Panama mengalami hujan yang amat lebat yang berlanjut sampai
sore harinya. Akibat hujan yang sangat lebat tersebut, pinggir sungai
setempat meluap, menyebabkan banjir yang menyebar luas sehingga merusak
wilayah tersebut.
Air banjir yang berbahaya tersebut telah
menyapu bersih semua yang ada di jalurnya, termasuk seluruh rumah, dan
yang disayangkan, tujuh belas orang mati tenggelam, sebagian besar dari
mereka adalah anak-anak yang sedang digendong ibu atau sanak
keluarganya. Seorang wanita muda yang bertahan terhadap banjir
menggambarkan bagaimana ia tidak berdaya menyaksikan air sungai menaik
di dekat rumahnya hingga menyapu ibunya dan dua anak kecil saat ia dan
anaknya yang berumur lima belas tahun bertahan dengan berpegang pada
cabang-cabang pohon.
Segera sesudah inisiat setempat mempelajari
kerusakan tersebut, mereka dengan cepat menyumbangkan pakaian dan
makanan kepada para korban, dan kemudian melakukan kegiatan pertolongan
pada tanggal 4 Oktober. Setelah menerima dana dari Guru kita yang
terkasih, saudara dan saudari sepelatihan membeli suplai bantuan,
termasuk makanan, pakaian untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa,
botol minum, kasur, dan barang lain. Kemudian di Center Panama, tim
penolong dengan penuh kasih mengemasi barang dalam kantong-kantong
untuk hampir sepuluh ribu korban banjir.
Pada tanggal 8 Oktober, penuh akan
kebahagiaan dan harapan, serta membawa berkat Guru bersama mereka, tim
penolong sekali lagi menyumbangkan bantuan kepada para korban dan
menenangkan hati mereka yang telah kehilangan hampir semua harta
miliknya. Daerah yang terkena bencana berada dalam keadaan sangat
buruk dan juga terkontaminasi dengan sisa air banjir, yang
mengakibatkan banyak anak terserang penyakit kulit.
Satu tempat yang dituju inisiat adalah yang
pertama yang akan dikunjungi oleh sebuah kelompok donor yang
terorganisir, meskipun saat itu sudah lewat berhari-hari sejak banjir
melanda tempat itu. Karena itu, semua penduduk sangat berterima kasih
pada Guru atas bantuan-Nya. Kantong bantuan dan kasur dibawa ke Prados
del Este, El Pantanal, Nueva Esperanza Arriba, Nueva Esperanza Abajo,
Monteria, Palo Alto, Tocumen, dan banyak perkampungan lain di sepanjang
Sungai Cabra.
Kemudian pada tanggal 11 Oktober, para
inisiat menerima sebuah kejutan karena banjir lain terjadi di kota
terdekat di Las Garzas dan Las Mireyas. Tanpa keragu-raguan, tim pergi
ke masyarakat ini dan menemukan bahwa lebih dari sembilan belas
keluarga telah kehilangan rumah mereka bersama semua harta miliknya.
Ketika banjir besar menghantam, pejabat setempat mengatur mereka yang
tuna wisma untuk tinggal di dua lokasi, di mana pekerja bantuan
membagikan kantong suplai kepada para penduduk.
Setelah meninggalkan kota-kota ini, seorang
saudara yang menyetir untuk tim dengan kurang hati-hati masuk ke
suatu daerah yang tidak terpengaruh oleh banjir; akan tetapi, saat itu
pasti merupakan pengaturan Guru karena tempat tersebut luar biasa
miskin dan tim penolong menemukan situasi yang menyedihkan, sebuah
keluarga miskin dengan delapan anak kecil yang telah kehilangan ayah
mereka enam minggu sebelumnya dan ibu mereka yang tidak bekerja,
berjuang untuk hidup. Dengan alami, para inisiat memberikan keluarga
itu pakaian, makanan, dan air dan juga memasang dua kasur untuk mereka
karena mereka sebelumnya tidur di atas lantai. Wanita dan anak-anaknya
sangat berterima kasih pada Guru.
Pada tanggal 16 Oktober, hari terakhir misi
pertolongan, para inisiat membagikan barang-barang untuk sekolah pada
seratus anak yang juga merupakan korban longsoran lumpur di sebuah
tempat bernama Arnulfo Arias di distrik San Miguelito. Tim diterima
oleh pastur evangelis setempat, yang berterima kasih pada Guru atas
bantuan yang sangat dibutuhkan.
Semua korban banjir Panama dengan sepenuh
hati berterima kasih pada Guru, memohon agar Tuhan selalu
memberkati-Nya dan berkata bahwa tim penolong-Nya adalah satu-satunya
kelompok terorganisir yang telah pergi secara langsung ke rumah mereka,
dan dengan begitu mereka dapat melihat bagaimana anggota Asosiasi
Internasional Maha Guru Ching Hai bekerja dengan kasih, setelah
menerima barang bantuan melalui rahmat Tuhan