Grenada adalah sebuah negara kepulauan yang
tenteram dengan populasi kira-kira seratus ribu jiwa. Negara ini
terletak di antara Laut Karibia dan Samudera Atlantik. Turisme
merupakan sumber utama pendapatan dari luar negeri, diikuti dengan
ekspor agrikultural seperti coklat, cengkeh, kayu manis, jahe, dan
pala. Untuk alasan ini, Grenada terkenal sebagai “Pulau Rempah-Rempah
dari Karibia,” yang menempati urutan kedua setelah Indonesia dalam hal
produksi pala. Pulau ini menyediakan sepertiga suplai rempah-rempah
dunia.
Akan tetapi, pada tanggal 7 September 2004,
suasana tenang Grenada terganggu ketika pulau itu dihantam dengan
kekuatan penuh oleh angin topan Ivan, yang pertama kalinya menimpa
pulau itu dalam 49 tahun ini. Setelah sampai di Grenada, Ivan
memperkuat kekuatannya ke Kategori 4 angin topan, dengan kecepatan
maksimum angin 150 mph (241 km/jam) yang tak henti-hentinya. Daerah
yang paling rusak dari pulau adalah St. George, St. Andrew, dan St.
John di selatan, di mana lebih dari 90% rumah dihancurkan, termasuk
kediaman Perdana Menteri, Dr. Keith Mitchell, dan Gubernur Jenderal,
Sir Daniel Williams. Hasil panen utama pulau tersebut, cokelat dan
pala, tersapu bersih seluruhnya. Sebagai tambahan, sebagian besar hotel
utama bagi para turis mengalami kerusakan parah.
Sebagai tanggapan atas instruksi Maha Guru
Ching Hai kita yang murah hati, pada tanggal 24 September 2004,
sekelompok kecil inisiat terbang ke Grenada untuk melakukan kegiatan
pertolongan. Setibanya mereka di sana, para inisiat menemukan bahwa
lebih dari dua minggu setelah dihantam angin topan Ivan, aliran listrik
dan telekomunikasi masih belum dipulihkan di pulau tersebut, dan
sejumlah rumah tangga tidak memiliki air. Konsekuensinya, setelah
matahari terbenam, seluruh negeri berada dalam kegelapan total.
Sebagian besar toko tutup, sementara sisanya hanya buka sampai pukul 12
siang, dan begitu pula toko dan kantor pemerintah tidak memiliki
fasilitas aliran listrik atau telekomunikasi yang berfungsi. Banyak
pemilik toko masih sibuk memperbaiki atap, jendela, dan bangunan lain
mereka yang dirusak oleh angin topan, dan jalan-jalan terhalang oleh
kabel dan tiang listrik yang terjatuh. Karena itu, pihak yang berwenang
menjalankan jam malam dari petang hingga subuh untuk memperkenankan
petugas keamanan dan keadaan darurat memperbaiki beberapa sambungan
listrik dan telepon serta pipa air yang pecah. Beberapa maskapai
penerbangan besar juga menangguhkan penerbangan ke pulau tersebut
sampai waktu yang tidak terbatas sehingga anggota tim penolong tidak
dapat membeli bahan-bahan baik itu dari pedagang lokal atau luar negeri.
Selama usaha pertolongan tersebut, para
inisiat mempekerjakan seorang supir taksi dan pergi ke tiga area yang
dihantam paling parah di Grenada, termasuk pantai dekat Pulau Marquis.
Mereka berhenti untuk menghibur banyak keluarga yang rumahnya hancur
seluruhnya, menawari mereka hadiah keuangan dan buku contoh Guru dengan
harapan bahwa kasih Tuhan akan membawa penghiburan dan keamanan pada
para korban.
Meskipun mengalami bencana angin topan
terburuk hampir selama lima puluh tahun, penduduk Grenada tetap
mempertahankan semangat yang baik sesudah badai. Sejumlah penduduk
lokal membaca Alkitab, dan beberapa bahkan berkata bahwa mungkin Tuhan
telah mendengar doa mereka dan dengan demikian mengirimkan mereka
hadiah dari rekan inisiat. Seorang ibu dari sebuah keluarga yang
beranggotakan delapan anggota keluarga di sebuah rumah yang dihancurkan
oleh topan berterima kasih atas berkah Guru dan meminta alamat Asosiasi
Internasional Maha Guru Ching Hai sehingga ia dapat mengirim surat ke
Guru.
Hari di mana anggota tim penolong
meninggalkan pulau Grenada yang indah, supir mereka, seorang penduduk
lokal Grenada, mengatakan pada mereka bahwa banyak penduduk
masyarakatnya telah memintanya untuk menyampaikan terima kasih kepada
Maha Guru Ching Hai atas pertolongan-Nya yang tepat waktu selama waktu
yang kritis ini. Sekelompok inisiat berdoa semoga negeri tersebut lekas
dibangun kembali, dan penduduk “Pulau Rempah-Rempah dari Karibia” akan
terberkati sepenuhnya dengan kasih Tuhan.