Selama
liburan Natal 2003, saya diberkati untuk mengikuti retret 2-hari di
Center San Jose di California, yang merupakan tempat pemukiman bagi
banyak warga Amerika keturunan Aulac. Menjadi “serpihan salju”
putih di antara “serpihan jagung” kuning merupakan suatu
pengalaman budaya yang luar biasa. Saya disambut dengan gembira oleh
setiap orang. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya hanya ada “Satu
Kasih, Satu Dunia”, tanpa memandang warna kulit atau budaya.
Pada siang Hari
Natal, sekelompok inisiat memasang berbagai hiasan dan lampu untuk memeriahkan
suasana Center. Hujan berulang kali turun sepanjang hari, dan selagi
kami bekerja di dapur dan ruang makan, sebuah pelangi muncul tepat di
depan pintu masuk aula meditasi, dari depan tangga hingga gerbang masuk
kendaraan! Warnanya lebih cerah daripada semua pelangi yang pernah saya
lihat sebelumnya. Ketika saya memandanginya, ia tampak semakin cemerlang
seolah-olah mendapat gelombang tenaga tambahan. Guru sungguh-sungguh
menunjukkan kepada kita bahwa Dia dapat mewujud dalam berbagai bentuk
yang Dia inginkan, sehingga membuat pikiran kita terbuka. Dia sering
kali mengingatkan kita untuk tidak terpaku pada satu sudut pandang,
dan berkelakar bahwa kita tidak dapat mengimbangiNya karena Dia terlalu
cepat.
Saudara David,
yang sedang menghias, yang pertama-tama menunjukkan pelangi itu kepada
setiap orang, dan tak lama kemudian sebuah pelangi lainnya muncul tepat
di belakang pelangi sebelumnya! Baru pertama kali itu dia melihat dua
pelangi muncul bersamaan, sehingga dia mulai berlari berputar-putar,
berteriak-teriak dengan air mata berlinang, seperti anak kecil. Kemudian
regu masak datang berlarian, menunjuk kepada pemandangan yang menakjubkan
itu dan berteriak dalam bahasa Aulac. Meskipun saya tidak mengerti perkataan
mereka, saya dapat memahami bahasa Tuhan yang universal, yang mengalir
melalui saudara dan saudari sepelatihan dan memancar ke dalam Ether.
Suasana retret amat
rileks dan penuh kegembiraan dimana setiap orang dengan mudah memasuki
samadhi. Diberkatilah mereka yang mengenal Maha Guru Ching Hai; kegiatan
2-hari di San Jose ini disirami oleh Cinta KasihNya yang dalam dan tanpa
syarat. Terima kasih Guru, atas berkahMu yang tak terbatas.
Setelah itu saya
terinspirasi untuk menulis puisi ini:
Tarian
Keindahan
Oh, taburanMu menunjukkan betapa
tidak terbatasnya Engkau
Karena Tuhan telah menganugerahkan Engkau keindahanNya;
Aku melihatnya menari dalam Engkau.
Engkau
adalah roh keindahan yang tidak terlihat
Dapat melihat pelangi yang seperti itu.
Dengan warna-warni yang cemerlang.
Aku, yang suatu hari nanti menjadi orang kudus,
Mereka berkata bahwa orang kudus adalah pendosa yang pantang menyerah,
Ingin berenang bersamamu.
Betapa
rendah hati Engkau,
Sebagaimana Tuhan, Yang memiliki seluruh alam semesta,
Namun dalam keheningan, Keduanya tetap di latar belakang.