Wejangan Guru

 

 

Bermeditasilah
dan

M
erasa Terjamin
dalam
H
adirat Tuhan

 

 

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai,
Retret Empat Hari di Florida, Amerika Serikat,
15 Februari 1999 (Asal dalam bahasa Inggris),
Kaset Video #635 (Bagian I)

 

Hal terpenting dalam kehidupan kita adalah untuk menemukan kebijaksanaan dalam diri kita. Tidak perlu membicarakan “Tuhan ini, itu, dan lainnya,” karena semakin banyak bicara, maka kita akan semakin jauh dari Tuhan. Jadi, apa pun yang dapat Anda pahami itu baik, tetapi simpanlah bagi diri sendiri karena mungkin esok Anda akan memahami secara berbeda. Jadi, temukanlah untuk diri sendiri dan nikmatilah.

Tidak ada definisi tentang Tuhan, dan tidak ada apa pun yang harus kita katakan tentang Tuhan. Saya tidak tahu apakah ada orang yang dapat menjelaskan tentang Tuhan, bahkan dalam dimensi yang lebih tinggi. Mengapa kita harus peduli akan si Tua itu? Kita baik-baik saja! (Hadirin tertawa) Apakah Dia ada atau tidak, siapa yang peduli? Kita datang kemari, mendapat makanan berkah, tidur, serta mengadakan pertunjukan sekali-sekali. Kita baik-baik saja, bukan? Dan karena Tuhan ada di mana-mana, maka siapa peduli di mana kita meninggal, kapan kita meninggal, ke mana kita pergi atau apa yang kita lakukan? Apakah ikan mencemaskan apakah dia jungkir balik ke luar dari lautan di suatu tempat? Apakah seekor ikan cemas bahwa dia mungkin keluar dari air atau berenang ke arah yang salah ke dalam air yang salah? Tidak. Dia sudah berada di dalam lautan.

Tidak masalah. Kita sangat terjamin. Meditasi, merenung, dan yang lainnya hanyalah untuk mengingat bahwa kita sudah sangat terjamin, karena kita lupa. Kemudian kita cemas, dan merenungkan, “Oh, astaga! Di mana Tuhan?” Serta, “Ke mana saya akan pergi setelah ini? Apakah Dia akan datang menjumpai saya atau apakah saya akan ke Surga menjumpai-Nya?” Karena kita tidak menyadari bahwa kita telah berada dalam hadirat-Nya.

Apa pun yang kita lakukan, dan di mana pun kita berada, kita berada di hadirat Tuhan. Hanya saja kita menjadi begitu sibuk dengan pekerjaan duniawi kita sehingga kita menjadi takut dan terancam oleh kekuatan jasmani. Pada saat itu, kita akan sangat letih sehingga kita harus masuk ke dalam batin kembali, bermeditasi, merenung, serta mengingat di mana kita berada. Maka, kita tidak akan takut; kita terjamin kembali.

Seperti ikan, dia harus menenangkan dirinya sebentar agar dia mengingatnya: “Oh, benar. Saya masih di lautan. Saya tidak ke mana pun. Saya tidak tersesat di mana pun. Lautan selalu mengelilingi saya. Saya tidak pernah kehilangan hubungan dengannya. Lautan ada dalam diri saya, di luar diri saya, dan mengitari saya. Diri saya sendiri! Saya terlahir dari lautan. Walaupun saya mungkin nampak berbeda, tetapi saya berasal dari lautan. Saya tinggal di lautan, dan bila saya pergi dari lautan maka saya akan kembali ke lautan, mungkin dalam bentuk yang lain. Tetapi saya juga akan berada di lautan, di dalam lautan.” Dengan begitu sang ikan baru merasa lega. Jadi, itulah tujuan meditasi: tahu bahwa Anda hanyalah ikan!