Menciptakan Perkampungan Global yang Vegetarian dan Welas Asih
 
Lesotho dan Zimbabwe

Berbagi Pesan Kasih dengan Penduduk dari
‘Halaman Belakang Rumah Tuhan’

Laporan dari Center Johannesburg, Afrika Selatan
(Asal dalam bahasa Inggris)

Lesotho


“Basotho Hat” (Topi Basotho), topi khas Maseru, ibu kota Lesotho


Lesotho adalah sebuah negeri yang sangat kecil yang sepenuhnya dikelilingi oleh Negara Afrika Selatan. Untuk membagikan pesan Tuhan tentang ‘Cara Hidup Alternatif’, para inisiat dari Center Johannesburg mengendarai mobil menuju ke Maseru, ibu kota Lesotho. Mereka tiba di malam hari pada tanggal 4 Mei Tahun Emas 3 (2006), dan menggunakan satu setengah hari berikutnya untuk mendistribusikan sekitar 8.000 selebaran dalam versi bahasa Inggris.

Secara mengejutkan, orang-orang Basotho dari Lesotho sangatlah terbuka dan ramah; hampir setiap orang yang mereka lewati menerima selebaran tersebut, bahkan para polisi yang sedang berpatroli di kota itu. Kebanyakan orang di sana berbahasa Inggris dan banyak yang menanyakan maksud dari selebaran tersebut. Karena itu, selain berbagi informasi tentang pentingnya menjadi seorang vegetarian, para inisiat juga dapat memperkenalkan ajaran Guru dan membagikan buku contoh kepada mereka yang memiliki kesungguhan hati.

Saat mendapatkan selebaran, seorang laki-laki setempat berkomentar bahwa ia juga adalah seorang vegetarian. Ia menjelaskan betapa pikirannya menjadi lebih jernih sejak menjadi vegetarian dan betapa ia dapat mengingat hal-hal dengan lebih mudah sejak menjadi vegetarian. Lelaki ini juga menyinggung bahwa ia sangat bersyukur telah bertemu dengan para inisiat dan menyaksikan mereka melakukan upaya semacam ini.

Seorang laki-laki yang melihat rekan-rekan sepelatihan mengambil lebih banyak selebaran dari mobil mereka menghentikan mobilnya untuk menanyakan tentang apa yang sedang mereka lakukan. Lelaki itu menyinggung bahwa ia menderita penyakit diabetes dan ia juga sedang berada dalam proses perceraian.  Setelah menerima buku contoh dan selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’, ia berkata, “Terima kasih, inilah apa yang saya butuhkan. Kalian adalah utusan Tuhan.”

Saat rekan-rekan sepelatihan menjelaskan kepada penduduk setempat bahwa mereka telah bervegetarian selama bertahun-tahun, banyak orang yang mengungkapkan keterkejutan mereka saat melihat bahwa orang yang mengikuti pola makan vegetarian dapat menjadi begitu sehat.

Beberapa penduduk setempat sangat yakin bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa mengkonsumsi daging, tetapi setelah menerima pesan dari ‘Cara Hidup Alternatif’ dan mendengarkan komentar dari para inisiat, pikiran logis dan jiwa mereka yang telah terangkat tidak dapat lagi menentang pesan tersebut

Seorang tuna netra menanyakan tentang isi dari selebaran ‘Cara Hidup Alternatif‘
 

 

Zimbabwe
Tempat tujuan kedua dalam mendistribusikan selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’ adalah Zimbabwe.  Pada hari Kamis, tanggal 11 Mei Tahun Emas 3 (2006), para inisiat terbang ke Harare, ibu kota Zimbabwe. Mereka tinggal di sana sampai hari Sabtu, tanggal 13 Mei. Saat mendarat, banyak keajaiban mulai terjadi. Sebagai contoh, saat mereka menghampiri meja pelayanan penyewaan mobil untuk menyewa sebuah mobil di lapangan udara, seorang laki-laki yang bertugas mengatakan bahwa mereka beruntung karena hanya ada satu mobil saja yang tertinggal!

Saat para inisiat meninjau daerah pusat kota dan mencari lokasi yang bagus untuk mendistrtibusikan selebaran, mereka tiba-tiba menemukan sebuah taman air mancur yang indah yang memiliki enam sudut pintu keluar-masuk, dan ini adalah sebuah tempat yang sangat ideal untuk mendistribusikan selebaran kepada orang-orang yang lewat. Dalam waktu setengah jam, 1000 lembar selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’ telah diterima dengan hangat oleh orang-orang setempat, termasuk para polisi. Wajah anak-anak kecil diliputi oleh senyum saat mereka bersikeras untuk mendapatkan selebaran itu juga! Mereka bahkan kembali lagi untuk mendapatkan selebaran yang lebih banyak. Beberapa orang setempat berbalik arah atau meninggalkan jalur mereka hanya untuk menerima selembar selebaran tersebut, dan banyak yang mengekspresikan rasa terima kasih mereka.

Pada malam itu, para inisiat menemukan banyak kebahagiaan dan peningkatan pada saat meditasi setelah mereka mendistribusikan selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’.  Mereka membayangkan bahwa mendistribusikan selebaran dan bermeditasi adalah hadiah yang terbaik yang dapat mereka berikan kepada negeri ini.

Pada pagi hari berikutnya, para inisiat menemukan sebuah toko buah dan sayuran di bagian kota yang amat kumuh dan mulai menyebarkan selebaran tersebut kepada para pekerja toko dan masyarakat umum. Di toko tersebut, ada seorang lelaki muda setempat yang semula yakin bahwa tujuan keberadaan binatang adalah untuk dimakan oleh manusia. Ketika seorang inisiat mulai menjelaskan ajaran Guru tentang kehidupan binatang dan pola makan vegetarian, diskusi tersebut telah menarik perhatian sejumlah kecil hadirin. Setiap orang yang hadir mendengarkan penjelasan itu secara saksama, bahkan lelaki yang semula berbicara juga menganggukkan kepala tanda setuju.

Rekan-rekan inisiat kemudian pergi mengunjungi kantor dari dua surat kabar ternama di negara tersebut, The Herald dan The Daily Mirror.  Mereka berbicara dengan editor dari kedua surat kabar tersebut dan meminta mereka untuk membantu membagikan informasi yang sangat penting dan sangat membantu ini, juga mendorong editor-editor tersebut untuk mencetak lebih banyak artikel yang mengangkat seperti selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’ supaya dapat berbagi dengan sebanyak mungkin orang. Para editor tersebut menanggapinya dengan memberikan kesediaan mereka untuk membantu membagikan pesan penuh kasih Tuhan.

Berikutnya, para inisiat pergi ke sudut jalan yang ramai yang berseberangan dengan terminal bus. Seorang lelaki lewat dan meneriakkan ketidaksetujuannya akan pola makan vegetarian serta menolak untuk mengambil selebaran. Tetapi, hal ini malah membuat orang lain yang mendengarkan teriakan itu mengambil selebaran tersebut. Seorang wartawan lepas sangat tertarik dengan apa yang sedang dilakukan oleh para inisiat, sehingga ia mulai mengambil foto mereka saat mendistribusikan selebaran-selebaran tersebut dan berkata bahwa ia ingin meliput kegiatan mereka untuk diterbitkan kemudian.

Saat menerima selebaran, seorang lelaki setempat berkomentar, “Terima kasih, pesan ini telah datang pada saat yang tepat. Tuhan memberkati kalian!”  Seorang wanita lainnya sangat senang saat menerima sebuah selebaran dan mengambil beberapa selebaran lagi agar dapat ia bagikan kepada teman sekantornya. Seorang lelaki yang tulus mengambil selebaran ekstra untuk diberikan kepada komunitas tempat tinggalnya. Secara keseluruhan, telah didistribusikan 5000 lembar selebaran dan juga buku contoh Guru, yang ditinggalkan di berbagai lokasi seperti di apotek-apotek dan kedai-kedai Internet..

Para inisiat sangat gembira mendistribusikan pesan Tuhan tentang ‘Cara Hidup Alternatif’ dan terilhami untuk meneruskan kegiatan tersebut karena mereka menyadari bahwa melayani para saudara dan saudari kita di planet ini dengan penuh kasih benar-benar akan mengangkat mereka juga. Mereka berterima kasih kepada Tuhan karena telah diberi kesempatan untuk melakukan hal itu.

 

 

  <<
Beritahu teman tentang artikel ini