Renungan Puisi dan Karya Seni Guru


Riwayat Hidup Terungkap Melalui
Puisi yang Abadi

 

Oleh Light Shadow

Selama beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak orang dengan tulus meminta kepada Maha Guru Ching Hai untuk menerbitkan riwayat hidup-Nya. Akan tetapi, Guru mengomentari bahwa Dia tidak tahu harus memulai dari mana. Karenanya, hal tersebut tidak ditinjau lebih lanjut. Tetapi pada kenyataannya, koleksi puisi Guru merupakan riwayat hidup-Nya yang sesungguhnya selama tenggang waktu setengah abad. Puisi-puisi ini, selain merupakan informasi dari tangan pertama, juga penuh dengan perasaan-perasaan sesungguhnya tanpa sedikit pun jejak pujian berlebihan ataupun yang ditutup-tutupi seperti yang sering ditemukan pada riwayat hidup orang-orang besar lainnya.

Saat Guru menulis puisi pertama di usia tujuh tahun, mungkin Dia tidak begitu menyadari tentang peranan pena yang sederhana dalam menggambarkan pengalaman-pengalaman dan pikiran-pikiran-Nya pada berbagai tahap kehidupan. Tetapi, Guru mungkin tidak menyadari bahwa tulisan-tulisan ini, yang kadang-kadang romantis, kadang-kadang sedih, pada suatu hari akan menjadi warisan berharga bagi umat manusia.

Pena dari Penyair ini adalah kejujuran. Kejujuran terhadap perasaan-perasaan batin yang bergelimang kasih dan kepedihan. Guru tidak menahannya, ataupun berpikir dua kali, karena dunia puisi benar-benar bebas. Akan tetapi, untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaan  pribadi untuk dipantau oleh masyarakat umum, seseorang haruslah  mempunyai keberanian. Dalam hal ini, keberanian seperti itu berasal dari kasih, oleh karenanya sungguh merupakan berkah yang besar bagi dunia karena Guru dengan penuh kasih memberikan izin untuk memublikasikan kumpulan puisi-Nya. Puisi-puisi ini membuat kita merasa lebih dekat pada kebesaran hati seorang suci, mendengarkan keluh kesah-Nya pada saat Dia tidak dapat menemukan kasih dan bersimpati atas kegembiraan-Nya saat menemukan kasih sejati.

Dengan menyaksikan sebuah jiwa agung yang pada akhirnya dapat menembus ikatan perbudakan dunia dan merekah menjadi pelangi spiritual yang mempesona, para pembaca dapat melihat masa depan mereka yang cemerlang penuh dengan harapan keberhasilan dari warna-warna yang tertuang di atas kertas.

Untuk mereka yang mencari Kasih Ilahi, puisi-puisi Guru tidak saja menyajikan "The Pilgrim Progress (Kemajuan Ziarah)" (tulisan John Bunyan) tetapi juga "Faust" (lakon karya Goethe) dalam penggambaran-Nya tentang bagaimana manusia kehilangan Taman Firdaus, merindukan kasih sejati sebagai penghiburan terhadap kondisi tidak adil dan kesulitan-kesulitan dalam hidup ini, tetapi karena telah terjebak sangat dalam di dunia ini, tidak dapat berbuat apa-apa selain membiarkan berlalunya kasih sejati.

Puisi-puisi Guru telah disambut dengan hangat oleh para musisi Au Lac, juga para musisi di negara-negara lainnya. Banyak musik yang telah digubah dengan menggunakan lirik-Nya dan menghasilkan lagu-lagu populer (Catatan 1). Sajak-sajak ini menggambarkan emosi pada kebanyakan orang, seperti cinta dan kesedihan. Hal yang membuat puisi-puisi Guru sangat luar biasa adalah hubungan dan perkembangan yang lembut antara baris sajak dan kasih tanpa batas di balik puisi-puisi itu, yang tentunya berasal dari latihan spiritual selama banyak kehidupan. Semua itu membuat puisi-puisi tersebut  mempunyai kualitas yang unik dari kepolosan dan spontanitas, dan juga dari kekuatan spiritual di baliknya yang mengesankan pembaca dengan sebuah rasa hormat akan kehidupan dan semua kegelapan pikiran pun dilenyapkan.

Pebbles and Gold (Kerikil dan Emas) merupakan penggambaran yang jujur dari masa kanak-kanak sang Penyair di waktu perang. Koleksi ini memuat tulisan-tulisan Guru di masa awal mengenai ayah, ibu, kakak perempuan, para pembantu, tetangga-tetangga, dan orang-orang lainnya. Pada waktu itu, negeri-Nya sedang dalam keadaan perang. Karena tidak dapat menerima jawaban dari Tuhan atas pertanyaan-pertanyaan-Nya, Penyair cilik ini mencurahkan perasaan hati-Nya di atas kertas.

Guru mempunyai hati yang sangat peka sejak usia muda. Dia juga mempunyai bakat yang luar biasa untuk menyeimbangkan ketidakadilan. Meskipun hidup di dunia yang  penuh penderitaan ini, sang Penyair secara alami mengambil peran untuk "menyebarkan benih-benih kasih". Guru bekerja keras untuk menggarap ladang kasih dalam hati orang-orang sehingga "bunga kasih" dapat merekah di antara manusia. Kerikil dan Emas juga menggambarkan kerinduan-Nya akan hal-hal romantis sebagai seorang gadis belia dan kemanisan cinta pertama.

The Lost Memories (Kenangan yang Hilang) menceritakan kisah cinta Sang Penyair saat Dia tumbuh dewasa. Melalui pena-Nya yang cemerlang, Guru menuliskan tentang  kekaguman rahasia, kasih sayang yang terbalaskan, mabuk cinta yang mendalam, dan kesedihan saat cinta berakhir.  Dia melantunkan pujian pada kekuatan cinta yang romantis, salah satu kualitas yang paling dibanggakan umat manusia. Akan tetapi, sementara berbaring dan menarik napas lega setelah membaca puisi-puisi-Nya, seseorang akan menemukan pesan-pesan tersembunyi di antara baris-baris puisi tersebut, bahwa cinta romantis hanyalah merupakan titik awal dan bertugas sebagai pendahulu dari kasih universal. Setelah mengalami kehilangan dan memperoleh kembali ketenangan, kebijaksanaan hidup pun muncul.



Dan seorang asing, di dunia yang asing ini

Berjalan di kala senja, mendengar angin memanggil-manggil musim panas,

Matahari Barat kini rapuh, hujan demikian lembutnya,


Laksana hari berlayar di Lautan Pasifik.


…….
 
Kita akan menyambut, dan memperindah alam semesta,

Kita akan menari dan menyanyi, mempersatukan dunia


Kita akan menyalakan api keemasan di puncak-puncak bukit,


Hangati langit musim dingin di masa depan

 


~ dari "Melodi Kasih 1", Kenangan yang Hilang
 <<
 >>
Beritahu teman tentang artikel ini