Renungan Puisi dan Karya Seni Guru
Traces of Previous Life (Jejak Kehidupan Masa Lampau ) di
lain pihak mencatat sebagian dari kisah sedih di abad ke-20 ketika
tanah tumpah darah Sang Penyair, Au Lac, terlibat dalam perang.
Puisi-puisi ini merupakan cerminan singkat yang menggambarkan
pergolakan yang terjadi pada 50 tahun terakhir di abad ke-20. Guru
menaruh "kasih" di bagian pertama koleksi puisi dan "perang" di bagian
ke-2 yang melambangkan kerinduan umat manusia akan kasih dan
perdamaian. Guru bahkan melantunkan puisi-puisi itu sendiri, yang
direkam ke dalam CDs (Catatan
2).
Dengan demikian, dunia diperkenalkan kepada seni tradisional Au Lac
dalam melantunkan puisi-puisi tatkala seni ini hampir mencapai titik
kepunahan di antara abad ke-20 dan ke-21. Melalui usaha Guru, seni ini
mendapatkan hidup yang baru.
|
Hidup
Guru penuh dengan warna, bahkan penuh sensasi. Hati Sang Penyair amat
lembut dan peka; itulah sebabnya mengapa pemikiran dan perasaan-Nya
lebih mendalam dibanding dengan orang biasa. Guru menamakan koleksi
puisi berikutnya, The Dream of a Butterfly (Impian Seekor Kupu-Kupu)
dan menciptakan kembali alam tingkat tinggi dari Zhuang Zi melalui gaya
romantis-Nya. Sungguh merupakan sebuah berkah yang besar jika pembaca
dapat dengan tiba-tiba terbangun dari lingkaran kelahiran kembali
(tumimbal lahir) dan berjalan keluar dari mimpi tentang kehidupan
setelah membaca puisi-puisi ini.
Dalam
koleksi ini, Sang Penyair mengundang pembaca untuk menikmati sajak yang
memiliki kemewahan sutra tanpa merasakan penderitaan ulat sutra ketika
terkungkung dalam kepompong; untuk menikmati keindahan tarian kupu-kupu
tanpa harus menjadi ulat berbulu terlebih dahulu. Laksana kerang laut
yang menahan sakit akibat gesekan pasir demi membuat mutiara yang halus
dan bersinar untuk memperindah dunia ini, Sang Penyair menahan semua
penderitaan itu seorang diri untuk membuat puisi yang menghiasi dan
memberi kenyamanan dalam hidup yang panjang ini.
Seorang
suci yang tercerahkan yang dapat mengajar dunia lewat seni dan bakat
tentulah memiliki baik keindahan luar yang luar biasa maupun realisasi
spiritual tertinggi dalam batin.
Pondok membungkuk rendah,
Menyambut seorang asing;
Debu dari kereta kencana,
Membawa butiran air mata!
History
is full of fantasized legends.
Di mana mereka kini?
Kepingan dupa tua
Kembali, aku mencicipi air mataku.....
Berduka atas fatamorgana yang singkat
ihan! Di waktu kini maupun lampau
dunia tetap tidak berubah.
…….
|
|
Jejak sedih dari perubahan
Di atas kerikil tua yang melankolis...
Rumput bersinar terang bagaikan bayangan siluet
dari sebuah keindahan, Dan dalam air jernih danau purba,
Istana tetap menggaungkan suara sitar;
Dimainkan oleh jemari lembut Sang Ratu,
Aroma wangi kayu cendana menyebar, di langit yang tenang.
O! Raja Purba,
Ia pastilah berada dalam kenikmatan yang mendalam!...
~ Dari "Istana Raja di Siam", Impian Kupu-Kupu
|
|