Keajaiban Guru

 

 

 

 

 

Mengatasi Rasa Benci
dengan Sebuah Foto

 

Oleh Saudara-inisiat Amos Barnett, Sydney, Australia
(Asal dalam bahasa Inggris)

 

“Hari itu, kami berdua merasa gembira atas mukjizat yang luar biasa.”
 

Pada musim panas tahun 2005,  saya bekerja di bagian gudang yang penuh kesibukan di sebuah perusahaan di Sydney. Saya bertugas sebagai supervisor dan membawahi dua puluh pekerja, termasuk di antaranya seorang wanita paruh baya yang kompeten. Dia adalah seorang kawan karib. Meskipun lingkungan kerja penuh dengan tekanan, saya senantiasa berusaha untuk berbicara positif kepada para pekerja untuk memberikan mereka semangat dan mengurangi tekanan pekerjaan.

Suatu hari, saya sedang berbincang-bincang dengan wanita, kawan karib saya itu. Kami juga membicarakan masalah para pekerja lainnya, dan kawan saya berkata bahwa seorang pekerja sering kali membuatnya sangat marah sehingga dia tidak tahan untuk bekerja bersama pekerja itu. Setelah kami membicarakan hal ini lebih lanjut, saya menanyakan kawan saya mengenai perasaannya terhadap pekerja tersebut dan dia berkata, “Ketika saya melihat wanita itu, meskipun tidak berbicara dengannya, saya merasa sangat benci dan hampir-hampir tidak dapat menahan diri untuk menyerangnya.” Maka, saya jawab, “Mungkin perasaan kamu ini dikarenakan dalam banyak kehidupan yang lalu kamu selalu berselisih dengannya dan semakin lama semakin besar sampai saat ini kamu merasa selalu ingin bertengkar dengannya.” Dan herannya, kawan saya mengakui bahwa mungkin saya benar, tetapi dia menambahkan, “Saya tidak tahu bagaimana mengatasi perasaan ini.” Saya kemudian teringat pernah membaca situasi seperti ini dan kenyataannya hampir tidak mungkin untuk menyelesaikannya. Maka, saya bertanya kepadanya apakah dia telah berdoa untuk meminta pertolongan, dan dia menjawab bahwa dia telah sering kali berdoa, memohon agar dia dibebaskan dari perasaan bencinya terhadap wanita itu, tetapi doa-doanya belum terjawab.

Saya merasa kasihan pada rekan kerja saya ini tetapi tidak tahu harus bagaimana membantunya. Kemudian, saya tiba-tiba teringat akan foto Guru yang selalu saya bawa di dompet saya. Saya mengeluarkannya dan mengatakan kepada kawan saya itu, “Ini adalah Guru meditasi saya. Coba kamu simpan foto-Nya selama satu atau dua hari ini karena ia mengandung kekuatan berkah dan mungkin dapat menolongmu.”

Kami kemudian melanjutkan pekerjaan kami dan saya tidak memikirkan hal itu lagi sampai kira-kira dua jam kemudian ketika kawan saya muncul dengan wajah gembira. Saya bertanya kepadanya apa yang terjadi, dan sambil mengembalikan foto Guru, dia menjawab dengan suara riang, “Semua perasaan benci saya kepada wanita itu telah hilang seluruhnya!” Maka, hari itu, kami berdua merasa gembira atas mukjizat yang luar biasa. Cinta dan belas kasih Guru kepada seluruh makhluk telah menghapuskan kebencian yang lama terpendam di antara kedua orang yang bukan praktisi rohani ini!

Sekarang, apabila saya merasa tertekan dan merasa tiada harapan, saya memandang pada foto Guru dan mengingat bahwa sekalipun saya yakin bahwa saya tidak dapat berbuat apa pun untuk mengubah situasinya, kekuatan Guru dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sepertinya tidak terpecahkan.