Kasih Dalam Tindakan

 

Laporan dari Formosa

Melawan Kedinginan dengan
Kehangatan dan Kasih

Taipei

Kehidupan Baru untuk Tunawisma

Oleh Grup Berita Taipei (Asal dalam bahasa Cina)

Pada saat udara dingin menyerang Formosa selama masa Natal 2005, para inisiat di Taipei telah mengubah kesuraman musim dingin dengan membagikan hadiah kepada kawan-kawan mereka yang kurang beruntung di Rumah Perhatian dan Perawatan untuk Tunawisma, Rumah Damai, dan Tempat Perlindungan Jhonghe untuk Tunawisma di kota Taipei. Para praktisi juga mengunjungi kaum manula di daerah Wanhua, Taipei, dan pasien-pasien cacat mental, cacat fisik serta pasien yang terserang kelumpuhan saraf otak di Pusat Ai-wei Bali.

Selain itu, saat Departemen Tenaga Kerja Kota Taipei meminta bantuan untuk mendapatkan pakaian kerja bagi kaum tunawisma untuk menghadiri wawancara kerja, para inisiat menyediakan pakaian bersih dan nyaman yang memberi rasa percaya diri kepada para tunawisma untuk memulai hidup yang baru.

Rumah Perhatian dan Perawatan untuk Tunawisma adalah sebuah wisma di pinggir Kota Taipei. Asramanya merupakan bekas barak-barak tua yang telah diubah. Jendela-jendelanya sudah retak, dan pintu-pintunya memungkinkan angin ribut dan udara dingin bertiup ke dalam. Maka, para inisiat menggunakan dana yang disediakan oleh Guru untuk menambah atap di atas tembok di sekitar halaman dan juga memasang jendela baru, kipas angin plafon, dan peralatan olahraga supaya para penghuni dapat melakukan latihan pemulihan. Setelah para praktisi mengecat dinding bagian dalam, bangunan tersebut siap untuk menyambut datangnya Tahun Baru. Setelah melihat renovasi, para penghuni menunjukkan rasa penghargaan yang besar atas kasih dan perhatian Guru yang telah memberi mereka rumah baru yang nyaman.

Lebih lanjut, saudara dan saudari Taipei juga menyiapkan bingkisan-bingkisan hadiah dan makanan kecil vegetarian yang wangi untuk para penghuni. Ketika meja makan dipenuhi dengan makanan yang lezat, pengelola rumah itu - Ibu Huang berkata dengan penuh perasaan, “Saya sangat berterima kasih kepada Maha Guru Ching Hai atas kasih-Nya. Hanya Maha Guru Ching Hai yang dapat membuat kawan-kawan tunawisma merasa dikasihi dan dihargai.” Dan salah seorang tunawisma, Bapak Wei, setelah membaca buku contoh, tiba-tiba melihat Cahaya terang saat dia sedang tidur, ”Tahun ini saya juga menerima bingkisan hadiah dari kelompok kalian di Stasiun Utama Taipei dan Taman Sun Yat Sen. Terima kasih, Guru, atas perhatian, kasih, dan kesungguhan hati-Mu dalam membantu merenovasi asrama tua ini, terutama fasilitas kamar mandi sehingga para manula tidak perlu takut tergelincir lagi di lantai yang tertutup lumut.” Ucapan ini menunjukkan betapa kasih Guru telah meningkatkan kualitas hidup serta menyentuh hati para penghuni.

Di samping  kegiatan renovasi rumah dan berbagi hadiah, para inisiat juga melayani kawan-kawan mereka yang kurang beruntung di bulan Desember yang dingin. Sekelompok inisiat berpakaian Sinterklas, dan dengan bimbingan para petugas sosial setempat, mereka membagikan kantong-kantong yang berisi pakaian hangat dan hadiah di berbagai tempat berkumpulnya para tunawisma. Pada saat menerima hadiah, para tunawisma yang kedinginan itu sangat terkejut dan gembira. Kemudian pada tanggal 15 Desember sore, dibantu oleh Direktur Huang Mei-ying dari Asosiasi Sukarelawan Pelayanan Kota Taipei dan beberapa sukarelawan, para saudara dan saudari kembali menantang cuaca yang berangin untuk membagikan Majalah Berita dan buku contoh beserta permen, bubur gandum dan kacang, serta pakaian hangat kepada tunawisma di Banciao, Sinjhuang, dan Shulin. Di perjalanan, kelompok itu bertemu dengan seorang kawan jalanan yang sedang sakit dan hampir tidak tahan lagi, sedangkan kawan lainnya sedang terluka karena kecelakaan lalu lintas. Melihat kondisi kedua lelaki tersebut, Direktur Huang menelepon rumah sakit setempat, dan para praktisi juga ikut menemani mereka. Para inisiat juga mengunjungi banyak kawan lainnya yang serba kekurangan di taman-taman dekat kuil dan lapangan basket. Hal ini membuat para penerima hadiah tersentuh dan belinang air mata.

Juga, seorang pengasuh tunawisma setempat, Qiu Ren-Zhao, menceritakan bagaimana dua orang jalanan telah memulai hidup baru dengan bantuan dari pusat pelayanan setempat. Perubahan pribadi mereka memberikan contoh yang bagus bagi kawan-kawan senasibnya untuk mendapatkan kepercayaan dirinya kembali. Dan bantuan materi serta rohani yang diberikan oleh Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai telah membantu memotivasi mereka.

Kegiatan berbagi kasih Natal 2005 yang dilaksanakan oleh para inisiat Taipei membantu mereka menyadari bahwa saling mengasihi dan saling menolong antar sesama di Zaman Keemasan ini benar-benar telah dimulai. Dan walaupun nasib baik masih belum menjadi milik beberapa penghuni Bumi, akan tetapi dengan berbagi kasih Tuhan yang melampaui batasan sosial dan kebudayaan, telah memberikan kompensasi atas kekurangan atau ketidakpuasan yang mungkin mereka rasakan, menyalakan harapan di hati orang-orang yang kurang mampu dan membimbing mereka ke kehidupan yang baru.

 

Hsinchu

Berbagi Kasih Tuhan

Oleh Grup Berita Hsinchu (Asal dalam bahasa Cina)
 
 

Mendekati tahun 2006, inisiat dari Hsinchu teringat akan himbauan Guru untuk memperhatikan mereka yang kurang beruntung selama musim liburan. Maka, para praktisi memutuskan untuk berbagi kasih Tuhan dengan membagikan hadiah Natal kepada para tunawisma dan manula yang berpenghasilan rendah sehingga dapat menolong mereka untuk melewati musim dingin kali ini.

Untuk menentukan pertolongan yang terbaik, para praktisi berkonsultasi dengan Biro Sosial dari Kotamadya dan Kabupaten Hsinchu. Biro Sosial Kabupaten itu menyarankan untuk memberikan bantuan kepada Kelompok Kerja Cyun Ying. Kelompok kerja ini sudah berpengalaman dalam memberikan pengarahan kepada tunawisma dan manula. Biro Sosial Kota menyarankan agar bantuan dikirim ke Yayasan Kesejahteraan Sosial Zenan yang menyediakan makanan serta rumah singgah bagi tunawisma.

Para praktisi kemudian menghubungi Kelompok Kerja Cyun Ying untuk mengetahui jenis dan jumlah barang kebutuhan yang diperlukan. Pagi hari tanggal 16 Desember, lebih dari dua puluh saudara sepelatihan menggunakan sepuluh kendaraan yang penuh muatan pergi ke Pusat Ci En Jhudong yang dikelola oleh Kelompok Kerja tersebut. Di sana para praktisi membagikan kantong tidur, mantel musim dingin, mi instan, dan makanan berkah untuk rekan-rekan tunawisma, serta 140 mantel hangat untuk manula berpenghasilan rendah. Sambil memberikan bantuan, para inisiat juga mengenalkan Metode Quan Yin melalui buku contoh dan Majalah Berita Guru. Direktur tempat itu, Bapak Lin, dan para petugas biro juga menerima DVD serta buku-buku Guru.

Perhentian berikutnya adalah Yayasan Kesejahteraan Sosial Zenan, di Pelabuhan Damai Cabang Hsinchu. Saat kami tiba, para tunawisma dengan semangat ikut membantu menurunkan dan membawa barang-barang ke dalam. Para praktisi kemudian memberikan bantuan kepada kantor cabang yang disaksikan oleh petugas Biro Sosial Hsinchu. Bantuan tersebut terdiri dari mesin pengering baju, nasi, kecap, minyak sayur, mi instan, makanan berkah, dan kantong tidur. Saat pembagian, semua orang dapat merasakan kasih Tuhan yang tak terbatas. Para penerima juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Guru. Beberapa dari mereka mengambil Majalah Berita untuk dibaca.

Sebelum pulang, para inisiat merasa gembira melihat beberapa tunawisma yang dengan sukacita memeluk kantong tidurnya. Setelah menyaksikan kemalangan di pelabuhan ini, para insiat menyadari bahwa hidup manusia sebentar saja dan hanya cinta kasih Tuhan yang abadi.

 
▲▲ Saat para praktisi menurunkan bantuan, para manula di Pusat Ci En tertawa dengan gembira saat mereka tahu bahwa bantuan telah datang.
 
▲▲ Bersama dengan Biro Sosial Kabupaten Hsinchu, para inisiat membagikan dan memakaikan jaket baru yang hangat kepada orang tua yang kesepian.
►►Para inisiat berfoto bersama wakil dari Biro Sosial Kabupaten Hsinchu, kantor cabang Yayasan Kesejahteraan Sosial Zenan di Hsinchu, dan Pelabuhan Damai Hsinchu.

Chiayi

Lebih Baik Memberi daripada Menerima

Oleh Grup Berita Chiayi (Asal dalam bahasa Cina)

Selama musim dingin 2005, para inisiat Chiayi memperhatikan bahwa jumlah tunawisma semakin bertambah di kota mereka. Maka, mereka kemudian mengadakan aktivitas untuk membagikan kehangatan dan menyampaikan kasih Guru kepada para tunawisma di penghujung tahun.

Proyek ini dilakukan setelah tengah malam karena para tunawisma hanya dapat ditemui di tempat mereka biasa berkumpul pada waktu ini. Pada tanggal 15 Desember, para inisiat membawa buku contoh, pakaian hangat, dan sup vegetarian hangat ke taman-taman, stasiun bus, stasiun kereta api, dan tempat-tempat lainnya yang biasa dikunjungi para tunawisma. Beberapa tunawisma menyampaikan kebutuhan mereka dan para inisiat juga berusaha untuk memenuhinya. Sementara mereka merasakan aliran cinta kasih dan berkat dari Guru selama menjalankan aktivitas ini, para inisiat semakin memahami pepatah “Lebih baik memberi daripada menerima”.

Pada tanggal 22 Desember, cuaca dingin untuk yang kedua kalinya menghantam Formosa. Para praktisi kemudian mengunjungi lebih banyak rekan tunawisma. Suhu udara terus turun. Selain membagikan mantel hangat yang tebal, para inisiat juga menyediakan sup ketan manis kepada mereka. Para tunawisma tersebut berulang kali berterima kasih kepada Tuhan. Mereka juga menyampaikan penghargaan kepada Guru atas kasih-Nya yang tak terhingga. Tentu saja, ada yang meminta tambah sup-nya, karena rasanya enak dan mereka sudah lama tidak mencicipi sup seenak itu.  Tersentuh oleh kebaikan rekan-rekan sepelatihan, petugas stasiun kereta api, Bapak Zhang, memberitahukan mereka bahwa masih ada seorang rekan tunawisma yang tidur di dalam stasiun. Bapak Zhang menunjukkan jalan untuk dapat menemukannya. Sewaktu saudari dan saudara sepelatihan sedang mengunjungi rekan tunawisma ini, Bapak Zhang membuat sketsa lukisan yang dihadiahkan kepada mereka.

Praktisi Chiayi juga membagikan sup manis kepada penumpang di ruang tunggu stasiun kereta api. Di antaranya ada dua pengunjung dari Aulac yang memuji kelezatan hidangan tersebut dan dengan gembira menerima buku contoh.

Aktivitas ini berakhir sekitar jam 2 pagi dan suhu udara saat itu mencapai 6 derajat celcius. Musim dingin yang paling dingin tapi juga paling hangat karena setiap hati dipenuhi oleh kasih Guru.

 

►►Rekan-rekan praktisi membagikan pakaian hangat dan makanan dan menyampaikan perhatian Guru kepada tunawisma di stasiun kereta api Chiayi.

 


Changhua

Menolong Kaum Papa dengan Merangkul Konsep Cinta Kasih Universal

Oleh Grup Berita Changhua (Asal dalam bahasa Cina)

Pada akhir tahun 2005, cuaca dingin beberapa kali menghantam Formosa dan para inisiat di Changhua mengetahui bahwa beberapa penduduk membutuhkan pertolongan karena perekonomian setempat dalam keadaan depresi. Melihat kemalangan orang lain sebagai kemalangan sendiri, mereka melakukan aktivitas berbagi kasih kepada orang yang miskin.

Selain buku contoh, majalah, dan dana bantuan, para praktisi juga menyiapkan kantong tidur, selimut tebal, pakaian wol, topi, kaus kaki, mantel, dan makanan. Mereka kemudian mengunjungi keluarga yang tidak mampu di perkampungan Shansi dan Siansi. Mereka bertanya terlebih dahulu tentang kebutuhan penduduk di sana. Kemudian para inisiat mengunjungi Jiasi. Kepala desa setempat menyampaikan berita baik karena dalam pimpinannya, tidak ada keluarga yang membutuhkan pertolongan. Namun demikian, para inisiat mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan kasih Guru dengan memberikan buku contoh dan majalah Guru untuk meningkatkan kesadaran spiritual penduduk setempat.

Melalui aktivitas berbagi kasih 2005, para inisiat Changhua menyaksikan banyak orang yang masih menderita dalam kesusahan. Hal ini membuat mereka merasa semakin berterima kasih kepada Tuhan dan mengingatkan diri mereka untuk mensyukuri keberuntungan mereka dan karunia dari mengikuti seorang Guru yang hidup.

 


Yilan

Pada malam hari tanggal 13 Desember, saat hujan dan dingin menyapu Formosa, para inisiat Yilan membawa kantong tidur, mantel tebal, sarung tangan, kaus kaki tebal, dan pakaian hangat lainnya untuk mewujudkan kasih Guru. Mereka menanyakan kondisi para tunawisma dan memberi salam damai kepada mereka sehingga membuat mereka sangat tersentuh.