Dunia Cerita

Kenangan Di Tahun-Tahun Awal —


Cinta Ilahi antara Guru dan Murid-Murid

Merasakan Untaian Kasih: 1991

Kapan pun, saat sebuah retret atau meditasi kelompok  yang besar diadakan, dapur selalu menjadi tempat yang “teramai” karena orang yang bekerja di sana sesibuk seekor lebah. 

Pada suatu musim panas, setelah baru saja saya menjadi seorang praktisi biarawan, saya telah terbiasa untuk tidak menikmati ceramah Guru, yang diberikan setiap hari Minggu di Center Hsihu, karena saya ditempatkan di bagian dapur. Suatu minggu pagi di dapur, setiap orang sibuk mencuci dan memotong sayuran sebagaimana biasanya, menyiapkan makan siang untuk Buddha yang akan datang yang menghadiri meditasi kelompok di hari itu. Lalu, saat tim dapur sedang menyiapkan panci-panci yang penuh dengan makanan lezat, saya tiba-tiba mendengar sorak sorai dari rekan inisiat. Mengetahui bahwa Guru sedang datang untuk berbicara dengan para inisiat, mata saya tetap terbuka. Walaupun  saya tidak dapat  mendengarkan ceramah-Nya, saya berpikir bahwa akan menyenangkan jika saya bisa mendapatkan sekilas tatapan mata-Nya. Dan tiba-tiba saya melihat Guru muncul dengan pakaian biru terang dengan gaya jaman dahulu yang terlihat sangat anggun dan cantik; seolah-olah Dia baru saja turun dari Surga. Dia berjalan mendekat dan mendekat dan tak terduga berjalan ke dalam dapur meskipun beresiko menjadi kotor. 


Tinggal seorang murid yang sedang menggoreng makanan pada waktu itu dan Guru mengambil sepotong untuk mencicipinya. Kemudian Dia memberi makan para murid yang ada di sana dengan potongan lainnya. Terpikir bahwa ini adalah suatu kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan. Saya segera berteriak, “Guru, Saya ingin satu, juga!” Lalu saya berkata kepada penghuni lain yang sedang membersihkan panci di sebelah saya, “ Berhenti membersihkan itu, cepat kemari.” Melihat apa yang telah terjadi, orang lain juga berkerumunan, sehingga seperti seorang Ibu yang penuh kasih sedang memanjakan anak-anaknya, Guru memberi makan setiap orang, dan makanan yang Dia berikan ke mulut kami memberikan kenangan manis pada hati kami. 

Melalui cara-cara demikian, Guru sering memberikan kejutan dan sukacita  tanpa batas. Contoh  lainnya, kadang kala setelah meditasi kelompok di Hsihu, Dia akan menjamu kita minum teh, nyanyian atau pembicaraan yang santai; membawakan suasana santai bagi setiap orang. Untuk menyeimbangkan antara waktu kerja dan santai, Guru berkata, “Tali senar dari alat musik akan putus jika ditarik terlalu kencang. Dan jika distel terlalu longgar, suaranya menjadi tidak bagus. Maka tarikannya harus tepat supaya  menghasilkan suara yang paling indah.”......Hal Selanjutnya

Mata Kristal Guru: 1985
Merasakan Untaian Kasih: 1991
Sebuah Persembahan Sederhana untuk Guru Tercinta: 1995