Selamatkan Bumi  

Home: ‘Tolong, Dengarkan Saya’

 

Oleh Grup Berita Amerika Serikat (Asal bahasa Inggris)

 

“Home”, sebuah film baru tentang lingkungan yang disambut dengan hangat yang dibuat oleh sutradara Prancis terkenal Luc Besson yang ditayangkan secara serentak di hampir 50 negara pada tanggal simbolis 5 Juni 2009. Dalam usahanya untuk meraih pemirsa global, film tersebut dapat disaksikan dengan mudah seperti melalui teater film, TV, DVD, dan internet secara gratis. Ini merupakan sebuah jalur distribusi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di bawah petunjuk Yann Arthus-Bertrand, seorang fotografer pemenang penghargaan dan pembuat film, proses pembuatan film ini berjalan sesuai dengan kebebasan artistik. Berdasarkan Bertrand, film ini mempunyai sebuah misi, “Apa yang benar-benar saya harapkan adalah agar orang-orang menyadari dampak langsung dari apa yang mereka konsumsi terhadap Bumi ini dan segera mengubah gaya hidup mereka setelah melihat film tersebut.”   

Pergantian adegan yang berirama, narasi yang puitis, nilai lingkungan dan area artistik yang mencakup lebih dari 54 negara semua diurutkan bersama-sama untuk menangkap dan mengeluarkan banyak segi yang hilang dan parah dari rumah kita, dan juga luka yang sekarang tampak. Kata-kata berulang dari seluruh film, “Lebih dan lebih cepat,” menjelaskan jalan praktis yang telah kita pilih demi kenyamanan pribadi kita.

“Semakin banyak negara itu berkembang, semakin banyak daging yang dikonsumsi oleh penduduknya... Lebih dan lebih cepat, seperti siklus hidup dari peternakan yang beberapa dari mereka tidak pernah melihat sebuah padang rumput. Produksi daging lebih cepat dari hewan yang menjalani sebuah rutinitas sehari-hari.” Film ini menyingkap produksi daging sebagai suatu kebiasaan yang utama, kebiasaan mahal dari negara-negara berkembang yang menghabiskan sumber daya alam kita. Dengan gambar yang mendukung, penonton dipacu untuk melakukan perhitungan: Menghabiskan 100 liter air untuk memproduksi 1 kg kentang, 4.000 liter air untuk memproduksi 1 kg nasi, tetapi menghabiskan 13.000 liter air untuk memproduksi 1 kg daging sapi dan belum disebutkan bahan bakar minyak yang dihabiskan pada proses produksi dan transportasinya.

Film tersebut lebih jauh lagi memperlihatkan keadaan berbahaya saat ini--ketergantungan kita terhadap energi yang tidak dapat diperbaharui dan kepercayaan kita terhadap praktik-praktik yang tidak dapat bertahan. Bahan bakar fosil menyumbang karbon dioksida yang dikeluarkan ke atmosfer seperti yang dilakukan oleh transportasi, industri, penebangan hutan, dan pertanian. Akumulasi gas rumah kaca telah meningkatkan suhu dunia dan ketinggian air laut dengan mencairnya es kutub dan lapisan gletser. Kota pantai dan dataran rendah mempunyai risiko besar tenggelam, ini belum menyebutkan kekurangan air yang dapat terjadi ketika air minum kita menjadi asin karena tercemar garam laut.

Bagian yang paling berbahaya seperti yang dikemukan oleh pengarang adalah mencairnya permafrost yang dapat melepaskan gas metana yang sedikitnya 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dan jumlahnya tidak dapat diprediksikan. Hal ini dapat memakan banyak korban baik bagi manusia maupun hewan.

 

Banyak poin-poin yang disajikan seluruhnya dalam film “Home.” “Bayaran dari tindakan kita tinggi,” dan apakah kita sebagai konsumen terus mengabaikan harga yang harus dibayar oleh makhluk lain yang kurang beruntung demi mencari kebahagiaan kita sendiri? Apakah kita juga dapat mengabaikan perlakuan kejam terhadap hewan dan terus mengonsumsi daging mereka, sekalipun itu menjadi pengrusak lingkungan yang utama? Pemandangan grafis menunjukkan tempat peternakan yang padat dan jumlah ternak yang banyak. Penonton dengan berani didorong untuk melihat dan berpikir untuk mereka sendiri. Jika kita berhenti makan daging, kita dapat memberantas kelaparan dunia dan yang paling jelas adalah menyelamatkan Bumi kita. Narator mengingatkan kita tentang Rapanuis yang dulu berlokasi di Pulau Easter yang terisolasi. Kesenian yang terkenal dari bangsa yang beradab ini “tidak dapat bereaksi sebelum waktunya”; dengan demikian mereka gagal untuk bertahan hidup sebagai konsekuensi dari kelebihan populasi dan sumber daya yang berkurang. Kasus ini sama dengan keadaan kita sekarang dan sebuah pelajaran sejarah yang harus kita perhatikan--pelajaran yang harus dipelajari.       

Direktur Arthus-Bertrand juga merupakan Duta Besar Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa Goodwill (UNEP). Dalam sebuah wawancara, Bertrand menyebutkan bahwa pembuatan “Home” adalah pengganti kerugian karbon. Ia kemudian menyimpulkan bahwa film tersebut membawa sebuah pesan dan menekankan bahwa itu dibuat karena cintanya terhadap setiap orang. Penonton dapat terbawa dengan pesannya “Apa yang penting adalah bukan apa yang telah pergi, tetapi apa yang ada... Kita mengetahui bahwa solusinya ada di sana hari ini. Kita semua mempunyai kekuatan untuk berubah. Jadi apa yang sedang kita tunggu?”

Untuk info mengenai film ini, silakan kunjungi: http://www.youtube.com/user/homeproject?blend=2&ob=1