Teknologi Zaman Keemasan
Mengubah Limbah Menjadi Energi Bersih
Oleh Grup Berita Singapura dan Amerika Serikat (Asal
dalam
bahasa
Inggris)
Limbah adalah masalah lingkungan hidup
utama bagi semua negara. Bila ada lebih banyak orang di seluruh dunia
menjalankan prinsip Mengurangi, Menggunakan Kembali, dan Mendaur Ulang sebagai
bagian dari gaya hidup mereka, maka jumlah limbah yang dihasilkan akan jauh
berkurang. Lebih baik lagi bila kita dapat mengubah limbah menjadi energi yang
bersih dan menggunakannya kembali. Hal ini tidak saja mengurangi masalah TPA,
juga akan mengurang emisi gas
rumah hijau.
Berbagai proyek pengembangan ramah lingkungan dimulai di seluruah dunia dan
memberikan gambaran yang jelas bahwa pengembangan yang mendukung lingkungan
hidup dan mencegah perubahan iklim merupakan
tujuan
yang dapat dicapai.
Pabrik
Bio-Metanisasi
Pertama di Singapura
Pada Tahun Emas 2 (Tahun 2005), sebuah
pabrik pengolahan limbah organik dibangun di Singapura oleh perusahaan limbah
IUT.
Pabrik ini dibuat untuk mengubah
sampah makanan dan sampah organik dari hotel, dapur, dan pabrik makanan
menjadi energi bersih dan kompos. Dengan menggunakan proses bio-metanisasi,
maka bakteri akan menguraikan sampah makanan menjadi kompos serta gas metan.
Gas ini ditampung dan digunakan untuk menjadi bahan bakar mesin besar
bertenaga gas untuk menghasilkan listrik. Ini adalah yang pertama di Singapura
dan terbesar di Asia. Pabrik ini memiliki kapasitas 800 ton sampah organik
setiap harinya dan menghasilkan listrik yang cukup untuk menjalankan operasi
pabrik ini serta lebih dari 10.000 fasilitas industri lainnya.
Banyak negara lain yang juga memiliki pengembangan yang sama, atau membantu
petani serta industri pabrik untuk memiliki fasilitas mengubah sampah di
pabrik mereka sendiri sehingga energi yang dihasilkan menjadi lebih murah dan
tersedia dengan cepat.
Referensi: http://www.iutglobal.com/iut-tech-bio-methanisation.asp
Generator Ringan yang Mengubah Sampah Menjadi Listrik
Peneliti dari Universitas Purdue telah
menciptakan kilang bahan bakar bio ringan, sebesar sebuah kendaraan van, yang
mengubah makanan, kertas, dan sampah plastik menjadi listrik.
Kilang bahan bakar bio ini memproses
limbah yang beraneka ragam
pada saat yang sama. Sampah makanan difermentasikan menjadi etanol dengan
menggunakan ragi industri serta mengubah plastik, kertas, maupun residu sampah
lainnya menjadi metana dan propane kualitas rendah yang menggunakan unit gas.
Gas dan etanol kemudian disalurkan ke pembakaran mesin disel yang menjadi
sumber tenaga generator untuk menghasilkan listrik. Sistem ini sangat efisien
dan dapat menghasilkan 90% energi lebih banyak dari yang dibutuhkan sistem ini
sendiri, dengan sisa pembakaran abu yang tidak berbahaya.
Walaupun dikembangkan untuk digunakan oleh militer, penciptanya berharap agar
dapat digunakan oleh masyarakat sipil, seperti di daerah pemulihan bencana
atau sebagai sistem pembangkit tenaga tambahan.
Referensi: http://www.technologyreview.com/Energy/18183/
Keterangan Gambar:
Profesor Nathan Mosier dari Universitas Purdue bekerja dengan kilang biologi
taktis yang mengubah limbah menjadi listrik
Mengubah Biomass dan Sampah Makanan
Menjadi Energi
yang Bisa
Dipergunakan
Profesor Ruihong Zhang di
kampus
Universitas California Davis telah
mengembangkan pencerna anaerobik yang menggunakan bakteri untuk mengubah
sampah makanan, sisa hasil panen, dan biomass lainnya menjadi gas hidrogen
serta metana yang dapat dibakar untuk menghasilkan listrik atau digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan.
Proyek Energi
Biogas dimulai oleh universitas
tersebut
dan dianggap sebagai alat peraga
berskala besar yang pertama dari teknologi ini di Amerika Serikat. Setiap ton
sampah makan dapat menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan listrik
bagi 10 rumah di Kalifornia setiap hari.
Sistem yang dikembangkan Profesor Zhang berbeda dari pencerna anaerobik
lainnya yang dibiasanya digunakan di sarana pengolahan air kotor dan
peternakan. Sistem ini dapat memproses lebih banyak macam benda padat dan
sampah cair, termasuk sisa makanan, sampah pekarangan, rabuk hewan, dan jerami
padi. Dibandingkan dengan sistem lainnya, sistem ini lebih efisien serta hanya
memerlukan setengah dari waktu yang biasanya diperlukan untuk
mengubah sampah menjadi energi. Lebih jauh lagi sistem ini menghasilkan dua
gas bersih - hidrogen dan metana, sementara sistem yang lain hanya menghasikan
metana.
Referensi: http://www.news.ucdavis.edu/search/news_detail.lasso?id=7915
Keterangan Gambar:
Profesor Ruihong Zhang dari UC Davis menyekop sisa makanan dari restoran di
San Francisco ke sistem pengubah
energi
biogas.
Membuat Energi dari Air Asam
Di Tanzania, sebuah pengalih bio-gas
dikembangkan sebagai bagian dari proyek yang lebih besar yang didanai
pemerintah Swiss untuk memberikan penghasilan tambahan kepada para petani
kopi.
Sistem pengalih ini dapat
mendaur-ulang limbah dari proses biji kopi mentah, yang sangat asam. Sifat
asam ini sangat disukai oleh mikroorganisme, dan hasil akhir dari proses ini
adalah gas metana yang dapat digunakan untuk menggantikan diesel sebagai
sumber tenaga mesin para petani.
Sistem pengalih bio-gas ini tidak
hanya menolong para petani untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dari kopi
mereka, tetapi juga dapat mengurangi pengrusakan lingkungan yang dapat
disebabkan oleh air yang bersifat asam.
Keterangan Gambar: Petani Moses Urio berharap agar dia tidak harus membeli
diesel lagi
Referensi: http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6571547.stm
Menggunakan Bakteri untuk Memisahkan
Hidrogen dari
Sampah Coklat
Tim Riset Inggris yang dipimpin oleh Lynne Mackaskie di Universitas Birminghan,
Inggris Tengah, menemukan bahwa bakteri Escherichia coli, bila diberi
makan dengan limbah dari pabrik coklat maka akan memproduksi hidrogen, salah
satu bahan bakar dari daur ulang paling bersih. Penemuan bahwa Hidrogen dapat
dipisahkan dari sampah makanan dapat merupakan penemuan penting baik bagi
industri dan lingkungan karena proses ini bekerja baik dengan banyak jenis
limbah lainnya, tidak terbatas hanya pada limbah coklat.
Referensi: http://environment.about.com/od/renewableenergy/a/chocolatefuel.htm
Mengubah Limbah Makanan Menjadi Gas
untuk
Masak
Sebuah laboratorium nasional di Filipina telah mengembangkan biogas ringan
ramah lingkungan yang dapat mengubah sampah dapur menjadi gas yang dapat
digunakan melalui proses fermentasi alami. Sistem ini dapat menyimpan lebih
dari 211 liter sampah dapur yang dapat diuraikan. Proses fermentasi memakan
waktu semalam dan gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan masak
untuk satu hari.
Referensi: http://www.ebc.org.ph/
|