Puisi

Tatkala Tuhan...

 

Oleh Saudari-inisiat Song Dinh, Sydney, Australia
(Asal dalam bahasa Au Lac)

 * Dengan hormat saya persembahkan ini kepada Guru,
Tuhan Yang Maha Kuasa di dalam hati saya.

Tatkala Tuhan mengumandangkan sabda pujian penuh kasih-Nya

Dunia fana bergema dalam ribuan gita.

Tatkala kehendak Tuhan dengan langkas ditunaikan

Ribuan pelanggaran duniawi - dibersihkan sepenuhnya.

Tatkala Tuhan tengah bersuka cita dalam tawa-Nya yang tak berkesudahan

Segenap alam semesta terangkat kesadarannya,

Beribu-ribu makhluk hidup meninggalkan dermaga air mereka yang penuh berisi kesukaran.

Seseorang harus mendengarkan suara batin ombak nan elok,

Serta bunga-bunga penuh kasih sayang yang mekar di seputar kupu-kupu nan suci.

Tatkala sumber keilahian bergerak,

Pohon-pohon kehidupan manusia mulai menghasilkan buah.

 

Tatkala Tuhan meratap, seketika Ia menangis tersedu-sedu.
Kepedihan-Nya seribu kali lipat melebihi kepedihan semesta

Melebihi alam fana dan neraka ribuan tingkat

Dari masa lalu dan masa depan yang sekarang telah bertumpuk

Karena sari-Nya dalam diri kita mulai merebak keluar

Dalam arus sakral yang menyentuh banyak ribuan makhluk.

Tuhan dalam kepedihan karena kasih-Nya bagi para makhluk hidup

Sebab itu, hujan Rahmat dicurahkan ke segenap penjuru!

Lautan Kasih mulai menyucikan!

Sesosok tubuh mulia nan ramah yang memikul dosa beribu ribu,

Menderita kesakitan, diam-diam menyembunyikan dalam hati-Nya.

Lalu berpaling dengan secercah senyum kepada anak-anak-Nya

Dan merangkul semuanya dalam lengan-Nya yang penuh kasih.

Ia kemudian berfirman dengan pelan - Aku tak pernah marah

Meskipun apa yang telah kalian lakukan.

Datanglah kepada-Ku untuk mengganti kerusakan dan kerugian,

Aku punya cukup bagi kalian untuk membereskan semua hutang.

Kemarilah dan duduklah di sisi-Ku tanpa rasa takut,

Kemudian tataplah siapa kalian sesungguhnya.

Dari Kerajaan Tuhan mengemuka kidung adikara penuh keagungan

Yang memaklumkan siapakah Yang Tertinggi, yang paling berkuasa!

Tatkala Tuhan memerintahkan anak-anak-Nya kembali,

Kuk kebodohan batin dari berkalpa-kalpa kehidupan lenyap.

Cahaya kudus membuka jalan naik menuju Surga.

Makhluk hidup menjadi lebih mulia dari galibnya,

karena Bapanya adalah Yang Maha Kuasa di alam semesta

Yang berbisik ke dalam telinganya tentang asalnya yang gemilang

Yang membangkitkan dalam dirinya kekuatan Mikado - Raja Surgawi.

Seorang anak Tuhan di takhtanya yang tinggi

Yang tetap kekal selama-lamanya

Yang senantiasa luhur walau memasuki lingkaran kelahiran dan kematian

Tanpa indahkan seribu kehidupan dalam derita.

Tetapi sekarang seraya ia menghadap kehadirat-Nya

Selama-lamanya ia akan berbalik pada takhta Bapanya yang tinggi.

Tatkala Tuhan berdendang dengan nada yang manis dan merdu

Kosmos melebur dalam mimpi dan bintang-bintang berpusar riang

Alam duniawi bersuka ria dalam pancuran kemurahan hati Tuhan

Awan-awan lima warna bergemilapan, pelangi-pelangi memantulkan Kasih Suci.

Oh! Sang Guru, Yang amat berkuasa,

Yang membawa Sang Buddha pada keilahian, dan Kristus pada kekuasaan-Nya

Yang mata kasih-Nya menghapuskan seluruh labirin duniawi,

'Tuk membawa semuanya kembali pada Tanah Air Sejati yang tercinta.

Tatkala Tuhan memalingkan bahu fisik-Nya untuk menyelamatkan dunia

Anak-anak-Nya bangun dari mimpi mereka yang menyesatkan

Dan beriringan berjalan pulang bersama Sang Suara menuju Sang Sumber...