Kasih dalam Tindakan
Indonesia

 

 

Upaya Kasih Menggapai Mereka
yang Terkena Gempa Hebat di Jawa Tengah

Oleh Grup Berita Yogyakarta, Indonesia

Pada tanggal 27 Mei 2006, sebuah gempa bumi berkekuatan 6.3 pada skala Richter terjadi pada pukul 5:54 pagi. Ribuan orang meninggal dan beberapa ratus ribu orang kehilangan tempat tinggal. Daerah yang paling parah adalah Kabupaten Bantul di Yogyakarta, dan Klaten. Para inisiat setempat segera menuju ke lokasi bencana untuk mencari fakta dan memberi bantuan.

Hal pertama yang kami perhatikan adalah bahwa satu minggu sebelum terjadinya gempa di Jawa Tengah, para saudara dan saudari sepelatihan membagikan 80.000 selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’, dan daerah tempat selebaran itu dibagikan semuanya terhindar dari kerusakan, syukur kepada Tuhan!  Dan terima kasih atas kasih serta perlindungan Guru, karena semua inisiat Yogyakarta juga selamat.

Pada sore hari tanggal 27 Mei, beberapa jam setelah gempa terjadi, kami mengetahui bahwa beberapa wilayah terkena dampak yang parah dan membutuhkan bantuan secepatnya. Kami kemudian segera membeli tenda, obat-obatan, biskuit, dan susu. Selesai mengepak barang-barang bantuan, malam itu sekitar pukul 8 malam kami pergi ke daerah yang terkena bencana. Setelah mengumpulkan informasi dari para penduduk setempat, kami menempuh perjalanan ke daerah yang lebih jauh di daerah Bambanglipuro dan Pandak di Kabupaten Bantul, di mana banyak rumah hancur. Saat itu tidak ada listrik dan belum ada tim bantuan yang datang. Kami adalah grup pertama yang datang ke sana.

Dengan dipandu oleh warga setempat ke beberapa pedesaan untuk membagikan barang bantuan, kami mendapatkan bahwa beberapa korban memerlukan pemeriksaan kesehatan dengan segera, jadi kami membawa beberapa warga desa yang terluka ke rumah sakit terdekat. Kami menemukan bahwa semua rumah sakit penuh dengan darah yang tercecer di lantai. Betul-betul situasi yang menyedihkan. Sebelum kami meninggalkan orang-orang tersebut di rumah sakit, kami juga memberikan sejumlah uang kalau-kalau mereka membutuhkan uang untuk membeli obat, dsb. Mereka sangat berterima kasih. Satu orang bahkan menangis dan memeluk seorang saudari-inisiat.

Kasih dan perhatian dari banyak Center di Indonesia mengalir dalam bentuk tim yang dikirim ke Center Yogyakarta. Kami membagi tim menjadi 3 grup: Tim Survei, Tim Logistik, dan Tim Distribusi. Tim yang pertama melakukan pendataan tentang wilayah yang paling parah terkena bencana. Tim yang kedua, setelah mendapatkan informasi dari Tim Survey langsung membeli barang-barang bantuan dan mengepaknya. Tim Distribusi turun ke jalan untuk membagikan barang-barang bantuan.

Pada sore hari tanggal 28 Mei, dengan dipandu oleh petugas Palang Merah, kami pergi ke dua wilayah, Pleret dan Imogiri, di mana kami menemukan bahwa 90-100% rumah di sana rusak. Kami tidak bisa berkata apa-apa saat melihat daerah ini. Hujan turun dengan deras, dan para korban yang selamat tidak mempunyai makanan yang cukup, selain itu juga tidak ada listrik serta tenda untuk tempat berteduh. Kami juga mencium bau tak sedap di Bauran, sebuah desa di daerah Pleret, di mana 100% rumah hancur. Sepertinya ada banyak mayat yang belum dievakuasi. Meskipun hujan lebat dan gelap gulita, kami terus membagikan barang bantuan seperti tenda, tali, biskuit, air mineral, dan obat-obatan yang diterima dengan baik oleh para korban setempat.

Pada tanggal 30 Mei, tim inisiat dari Singapura dan Formosa datang untuk memberikan bantuan medis dan yang lainnya. Mereka bergabung dengan tim dari Center Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Bali. Jadi, kami bekerja bahu-membahu dari tanggal 27 sampai dengan tanggal 6 Juni, mulai pagi hari hingga larut malam dengan pengabdian kepada Guru dan para korban.

Selama pekerjaan bantuan, kami menemukan banyak situasi yang menyentuh hati. Ketika kami pergi ke desa Dokaran dan Glagah-Lor pada tanggal 3 Juni, banyak orang, baik tua maupun muda semuanya membaca teks yang tercetak di sampul brosur Guru yang diberikan kepada mereka bersama dengan selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’. Mereka mengatakan, “Maha Guru Ching Hai, Datangkan Surga ke Atas Bumi, Hubungan Langsung dengan Tuhan, Metode Meditasi Cahaya dan Suara!”

Di sebuah lokasi lain, kasih Guru dalam kunjungan kami mungkin dapat dirasakan oleh beberapa orang ibu yang menangis saat kami meminta izin untuk pergi. Di dua tempat lain, orang-orang setempat bahkan meminta poster besar Guru. Ketika kami membagikan barang-barang bantuan, mereka berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada kami, tetapi kami selalu berkata, “Terima kasih kepada Guru.” Mengherankan, beberapa warga desa menunduk dan berterima kasih di depan foto Guru untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka.

Mengenai foto Guru yang juga kami berikan, banyak penduduk setempat mengatakan bahwa Guru sangat cantik. Ada seorang pria tua yang berkata Guru bukanlah manusia biasa. Dia bisa melihat keagungan Guru lalu meminta alamat lokasi Center Yogyakarta.

Hingga saat ini, kami telah membagikan banyak barang bantuan seperti tenda, tali, lampu minyak, kebutuhan sehari-hari, lampu kapal, biskuit, susu dan makanan bayi, mi instan, air mineral, beras, minyak goreng, selimut, dan obat-obatan ke 17 daerah yang terkena gempa (lebih dari 60 lokasi) di Bantul, Yogyakarta. Tim medis yang merupakan rekan-rekan inisiat dari Formosa juga merawat beberapa ratus orang yang terluka. Laporan lebih terperinci akan disampaikan dalam Majalah Berita selanjutnya.

Beritahu teman tentang artikel ini