Kasih dalam Tindakan

Laporan dari Kosta Rika

Sebuah Pelangi Harapan—Meyampaikan Solidaritas dan Kasih Tuhan Kepada Korban Banjir

Oleh Grup Berita Kosta Rika (Asal dalam bahasa Spanyol)

Dilanda Badai Hujan yang Terdahsyat dalam Empat Dekade

Setiap tahun negara bagian Amerika Tengah seperti Kosta Rika mengalami curah hujan yang banyak selama musim hujan sebagai ciri khas daerah tropis. Akan tetapi, pada tanggal 11 Januari 2005,  Limon dan Caribbean, kawasan Kosta Rika sepanjang pesisir laut Atlantik, mengalami curah hujan lebih banyak daripada biasanya dan merupakan serangan badai terhebat dalam empat puluh tahun terakhir, yang mengakibatkan kerusakan berat dan banyak penduduk yang kehilangan tempat tinggal.

Dalam beberapa jam sungai mulai meluap, membanjiri seluruh pemukiman penduduk dan area pertanian serta mengisolasi pemukiman yang terpencil, khususnya desa-desa penduduk pribumi. Di beberapa tempat orang-orang harus tinggal di atap rumah mereka selama hampir seminggu dengan keadaan cuaca dingin dan lembab, serta hanya makan pisang dan minum air keruh untuk bertahan hidup. Selama masa ini, banyak keluarga penduduk setempat terkurung di tempat tinggalnya sebab semua jembatan di sana telah rusak sehingga mereka dalam bahaya tertimbun lumpur dan longsoran bebatuan. Dan yang tinggal di daerah bukit dan pegunungan dengan segera mengungsi. Dalam menanggapi bencana ini, presiden Kosta Rika berkunjung ke wilayah yang mendapat dampak paling parah dan segera menyatakan sebagai Siaga Merah dan Darurat Nasional.

 

Para Praktisi Siap Siaga

Para praktisi Kosta Rika dengan cepat membentuk tim bantuan untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi penduduk yang terkena bencana banjir. Selain itu, sekelompok saudari dan saudara  pergi ke kantor Komisi Gawat Darurat Nasional (the National Emergency Nasional/NEC) untuk memperoleh informasi tentang situasi umum, daerah yang beresiko dan kebutuhan para korban sehingga dapat membantu dalam merencanakan misi penyelamatan mereka. Pada pagi hari tanggal 15 Januari, sewaktu anggota tim bantuan Kosta Rika sedang merencanakan upaya yang akan mereka lakukan, tiga inisiat dari Center Los Angeles, AS, tiba dengan membawa dana sejumlah US$40,000 dari Guru untuk meringankan penderitaan para korban dan membawa bantuan ke daerah yang belum tersentuh oleh tim bantuan lain.

Setelah kedatangan inisiat LA, para pekerja tim bantuan mulai mencari bahan-bahan keperluan korban banjir. Tapi karena bangsa Kosta Rika sangat perhatian terhadap kesejahteraan bangsanya, mereka telah membeli banyak jenis kebutuhan pokok, dan yang terbanyak adalah makanan dan air bersih, sehingga toko persediaan barang setempat kehabisan stok. Syukurlah, bagaimanapun juga, berkah Guru membantu para inisiat melalui ujian ini. Menemukan air bersih yang dapat diminum adalah tugas yang paling sulit, karena semua gudang telah habis persediaannya, tapi setelah menelepon ke sana ke mari, tim bantuan menemukan sebuah tempat pengisian air yang dapat mencukupi air yang kami butuhkan. Para inisiat juga mendapat bantuan dari karyawan toko yang ingin membantu korban banjir, dan membantu tim bantuan dengan mencari angkutan dan botol-botol untuk membawa perbekalan ke Center Kosta Rika.

Sebelum sore hari, tim bantuan telah mendapatkan semua barang yang mereka inginkan. Dan kemudian mulai dari malam hari tanggal 15 Januari hingga subuh keesokan harinya mereka telah mengemas 2.240 kantong berisi makanan yang cukup untuk konsumsi lima anggota keluarga selama empat hari. Perbekalan yang disediakan termasuk beras, kacang hitam, kacang polong, lentil, spageti, sabun mandi, sabun cuci, gula merah, lilin, korek api, piring plastik, klorin untuk mendesinfeksi air, air minum, sekop, buku catatan, permen dan beberapa barang lain. Setelah dikemas, kantong-kantong itu disusun dengan rapi di dua kontainer berukuran 40 kaki.

Pada tanggal 16 Januari, hujan lebat terus turun sewaktu tim bantuan berangkat mengantarkan bekal bantuan. Para inisiat menuju Bribri, Talamanca di propinsi Limon, yang berjarak 230 km dari Center, dan selama perjalanan berkah Guru menyertai mereka, sehingga setiap orang merasa sangat terlindungi.

 

Jalan menuju Bribri

Menurut NEC, Talamanca, daerah sebelah utara Kosta Rika yaitu Lembah Bintang dan wilayah delta yang dikelilingi sungai Sixaola merupakan kawasan yang mendapat serangan banjir terparah. Di sana penduduknya sebagian besar adalah orang pribumi yang hidup dari menanam pisang dan pohon coklat.

Pada pagi hari tanggal 16 Januari, tim bantuan sampai di Bribri, dan bekerja sama dengan tim bantuan lain di markas besar sementara Palang Merah untuk menerima statistik terkini. Para inisiat ingin segera mulai membagikan barang bantuan, tapi hal ini tidak mungkin karena berbahaya bagi helikopter untuk mendarat di tanah yang beresiko di malam hari, dan keadaan cuaca yang tidak menentu.

 

Mengirimkan Bantuan ke Lembah Sixaola

 

Pada pagi hari berikutnya, tim bantuan diberi sebuah truk polisi dan beberapa kendaraan yang lebih kecil untuk mengirimkan sejumlah besar kebutuhan yang diperlukan kepada komunitas Sixaola bagian tenggara. Saat menerima bantuan dan melihat foto Guru, para penerima baik pria, wanita, anak-anak maupun manula memperlihatkan perasaan takjub dan terberkahi, seolah lupa akan penderitaan dan rasa sakit mereka, dan hanya senyum dan air mata syukur yang tersirat di wajah mereka.


Perjalanan ke Suretka: Tuhan Menyediakan untuk Semua

Kembali di Bribri, regu penolong bertemu dengan  Ibu Dulcelina P’aez Mayorga, Presiden Wanita wilayah Talamanca, yang sangat prihatin terhadap komunitas pedalaman yang hidup di pegunungan dan telah sembilan hari belum menerima bantuan. Salah satunya yaitu suku Suretka yang tidak dapat dihubungi karena banjir telah menghancurkan dua buah jembatan di sana. Sebagai tambahan, banyak keluarga yang telah kehilangan tempat tinggal mereka dan harus mencari perlindungan di gedung sekolah dan aula-aula tempat umum. Menurut Ibu P’aez, 900 keluarga memerlukan makanan dan air minum, maka meskipun jalan berbahaya dan jembatan rusak, para inisiat tetap bersikap positif, antusias dan tidak bimbang. Para inisiat  terus mengisi muatan ke truk-truk yang akan dikirim ke Suretka, sebab mereka merasa itu adalah kehendak Guru. Kemudian pada malam hari tanggal 17, Ibu P’aez menerima sebuah panggilan telepon yang memberikan harapan, yang mengabarkan bahwa sekelompok pria dari Suretka telah memperbaiki jembatan yang rusak dengan peralatan mereka dan sekop, sehingga menghubungkan kembali komunitas mereka dengan Bribri.

Para inisiat sangat gembira dengan berita ini, tapi pihak yang berwenang berpendapat, adalah tidak bijaksana mengemudi di malam hari dengan kondisi jalan yang masih berbahaya. Walau demikian, rekan praktisi terus memuat bekal ke truk dan tidak lama kemudian truk telah siap berangkat ke Suretka. Pada saat itu, truk lain tiba dengan membawa lebih dari tigapuluh orang pria yang baru saja memperbaiki jembatan. Waktu adalah sangat berharga sehingga detik itu juga truk dengan cepat diisi muatan, dan para inisiat dapat mengantarkan lebih dari 1.400 kantong makanan dan lebih dari 1.500 botol air minum berukuran 2 galon ke tempat yang dibutuhkan. Meletakkan semua kepercayaan mereka kepada kekuatan Guru, para anggota tim bantuan tahu bahwa segalanya akan berjalan dengan baik.

Saat baru tiba di Suretka sekitar pukul 8:00 malam, para inisiat melihat semua penduduk yang berkumpul untuk menerima barang bantuan walaupun saat itu gelap gulita karena aliran listrik setempat padam. Dengan senter di tangan, tim bantuan membagikan paket makanan, selimut, air minum dan terakhir bingkisan dari Guru, dan para penerima semuanya sangat berterima kasih. Karena ada ratusan orang yang memerlukan pertolongan, para inisiat tidak tahu apakah jumlah makanan yang mereka bawa dapat mencukupi, tapi syukurlah, setiap keluarga komunitas menerima ransum. Para anggota tim bantuan dipenuhi rasa puas saat tahu mereka telah menyelesaikan misi mereka.

 

Setelah tiba kembali di Bribri larut malam itu juga, dan telah melalui semua kesulitan, para pekerja tim bantuan Suretka yang luhur duduk bersama dengan perasaan sangat gembira. Dan meskipun tubuh mereka sangat letih, pengalaman berkah Guru mengalir melalui mereka selama upaya penyelamat adalah suatu yang tidak dapat dilukiskan, kecuali berkata, “Rencana Tuhan adalah sempurna dan Kasih Guru tak terbatas.” Anggota polisi dan pengemudi yang terlibat dalam proyek ini terkesan dengan cara tim bantuan Asosiasi yang telah bekerja menyelesaikan tugas mereka dengan tekun, tiada berhenti dan tanpa mengeluh. Seorang anggota  polisi juga mengakui bahwa dalam dua puluh sembilan tahun ia sebagai polisi, ia tidak pernah melihat sukarelawan seperti para inisiat, yang sangat perhatian dalam membagikan bekal bantuan seperti memberikan dukungan dan kata-kata yang membesarkan hati kepada setiap orang yang tertimpa musibah.

Bertemu dengan Kebudayaan Suku Pribumi Kosta Rika

Pada pagi hari tanggal 18 Januari, para inisiat mengadakan perjalanan ke komunitas penduduk pribumi yaitu suku Kekoldi, di mana suku pribumi menyanyikan Doa Tuhan dalam dialek mereka sebagai ucapan terima kasih atas kemurahan hati Maha Guru Ching Hai. Seorang pengajar wanita di komunitas itu meminta foto Guru supaya ia dapat membingkai dan menggantungnya di sekolah setempat. Ia berkata, “Beberapa orang memesan foto Guru, pertama karena Ia adalah Maha Guru dan yang kedua untuk mengingatkan anak-anak bahwa Guru telah membantu orang pribumi pada saat mereka sangat membutuhkan.”

Pada pagi hari yang sama, anggota tim bantuan mengisi kendaraan mereka dengan perbekalan dan pada sore hari membagikan paket bantuan kepada sebuah komunitas dekat Sixaola (antara Kosta Rika dan Panama). Keseluruhannya, 450 keluarga setempat menerima bantuan berkah. Sebagai ungkapan terima kasih, masyarakat di sana dengan penuh kasih berdoa kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk memberkahi Maha Guru Ching Hai atas bantuan dan perlindungan-Nya.

Kemudian pada tanggal 19 Januari 2005, untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk pribumi seperti yang disampaikan oleh NEC setempat, sebuah tim saudara dan saudari tinggal dua hari lebih lama daripada anggota tim lain, untuk membagikan gergaji mesin dan motor tempel kepada Asosiasi Pembangunan Integral Pribumi Komunitas Bribri dan Cabecar (Integral Development Association of the Indigenous Bribri and Cabecar communities) dan Komite Darurat Pribumi (Indigenous Emergency Committee). Peralatan ini sangat membantu penduduk, seperti motor tempel merupakan alat angkutan penting bagi masyarakat untuk memperoleh makanan dan mengangkut orang sakit, sedangkan gergaji mesin digunakan untuk memotong pohon tumbang, yang banyak merintangi jalan-jalan setempat setelah banjir.

Setelah upaya bantuan rekan-rekan inisiat di Kosta Rika selesai, Yayasan Perkembangan Budaya dan Sosial Suku Pribumi Kosta Rika mengundang mereka ke Kuil Bribri, untuk menghadiri sebuah upacara rohani yang mempertunjukkan ungkapan terima kasih para korban banjir kepada Tuhan. Sebagai tambahan, penduduk setempat meminta untuk menonton video seminar Guru sewaktu di Kosta Rika.

Kita adalah Penduduk yang Paling Beruntung di Planet ini

Kembali ke San José, sebuah simbol Ilahi dalam bentuk cahaya terang, yaitu sebuah pelangi yang sangat cemerlang,  terus menyertai para inisiat dalam perjalanan mereka ke bandara udara untuk mengucapkan selamat jalan kepada tiga orang inisiat Los Angeles.

Semua praktisi Kosta Rika dan Amerika yang berpartisipasi dalam proyek bantuan sangat tersentuh dengan upaya bantuan ini, sehingga mereka tidak dapat menahan air mata kebahagiaan, sebagaimana mereka dapat membuktikan apa yang dikatakan oleh Guru ketika Ia berada di Kosta Rika: “Kalian adalah jutaan orang yang paling beruntung di antara milyaran orang di planet ini.” Salah satu dari keberuntungan yang baik ini adalah mempunyai kesempatan untuk memberikan kasih kepada yang lain dan tumbuh secara rohani.

Cuplikan dari kegiatan-kegiatan tersebut diatas dapat dilihat pada Saluran Hiburan CTI TV dalam acara Perjalanan melalui Alam Estetis #138 di:

http://www.godsdirectcontact.org.tw/eng/hichannel/index.htm 
(dalam bahasa Inggris dengan teks bahasa Cina)

 

Artikel yang Berkaitan:
 
Kasih dalam Tindakan:
Korea | Kosta Rika | Sri Lanka |
Pengeluaran untuk Upaya Pertolongan di Kosta Rika dan Sri Lanka
|
Pengeluaran untuk Kegiatan Amal di Formosa selama bulan Januari dan Februari 2005


Daftar Isi