Gugus Depan

Puisi Wu Tzu Karya Guru Menyentuh Hati Orang-Orang

Bapak Wang Bao-xing, Presiden dari Lembaga Pujangga Sastra Tainan, tanpa terduga membawakan puisi Guru “Spring Rhymes (Sajak Musim Semi)." Pertemuan budaya di Tainan dalam seminar Puisi Wu Tzu. Segera seusai seminar, Bapak Chen Tai-ran, pendiri dan Presiden dari Lembaga Puisi Cina dan Bahasa Formosa Tainan (berdiri di tengah), mendaftarkan diri untuk belajar Metode Kemudahan.

Seminar Puisi Wu Tzu merupakan kegiatan tersendiri yang menyenangkan jiwa. Para peserta dan pembicara mengungkapkan penghargaan mereka kepada Maha Guru Ching Hai.

Sejumlah artis membagikan pandangan mereka terhadap Puisi Wu Tzu dan mengungkapkan perasaan cinta dan suka mereka melalui pembacaan puisi (dalam bahasa Cina dan Minnan). Bapak Zhang Tian-yuan, Presiden dari Lembaga Seni Pahat dan Kaligrafi Cina (Chinese Calligraphy and Seal Carving Society), memberikan pengenalan yang detil mengenai asal-usul Puisi Wu Tzu dan membandingkan Guru dengan para bijak jaman dulu seperti Lao Tse dan Chuang Tze. Baginya, Maha Guru Ching Hai telah mencapai kesempurnaan dalam latihan spiritual-Nya.

Selain itu, Profesor Chen Ji-shan dari Universitas Nasional Tainan, mengatakan, “Guru adalah seorang Guru tercerahkan yang telah mencapai Kebenaran sejati. Dari puisi karya Guru, saya dapat merasakan welas-asih dan cinta kasih-Nya yang mendalam terhadap semua makhluk. Sungguh merupakan kehormatan bagi saya untuk dapat melantunkan tiga Puisi Wu Tzu – ‘Maze’ (Jalan yang Berliku), ‘Nasihat untuk Menggapai Realisasi-Diri’ dan ‘Empati’ – di seminar ini."

Seorang tamu terkemuka lainnya adalah Bapak Chen Tai-ran, pendiri dan Presiden dari Lembaga Puisi Cina dan Bahasa Formosa Tainan (Tainan Formosan Language and Chinese Poetry Society), berkata, “Puisi Wu Tzu karya Guru melampaui alam dunia ini dan mencapai tingkat para suci. Terutama dalam 'Loving You’ (Mencintai-Mu) , cinta kasih-Nya yang agung dan tanpa pamrih melampaui perasaan keterpisahan dengan orang yang paling dikasihi-Nya dan menyentuh hati yang terdalam dari pembaca. Setelah membaca Puisi Wu Tzu, saya dituntun oleh kekuatan magnet yang tak terlihat. Terdorong oleh inspirasi yang kuat, saya menulis puisi berikut ini.” Bapak Chen mendedikasikan puisi itu kepada Guru dan melantunkannya dalam dialek Minnan yang umum digunakan di seluruh Formosa:

Ching (murni) dan tidaklah biasa adalah kehadiran-Nya yang agung,
Hai (lautan) pembebasan makhluk hidup,
Wu-wo (tanpa pamrih) mencari pembebasan di dunia ini,
Shang Shih (Maha Guru) menguasai Metode Quan Yin.

Dr. Chen juga membawakan puisi Guru “Loving You” (Mencintai-Mu) dan “Mandalay – Burma” sebelum membagikan wawasannya terhadap karya sastra ini. Bapak Chen menambahkan, “Dalam pandangan saya, setiap puisi Guru merupakan lukisan pastoral. Saya berharap agar semua pengunjung akan menerima bimbingan spiritual Guru dengan sungguh-sungguh dan menemukan sumber sejati kehidupan mereka.” Setelah seminar, Bapak Chen belajar Metode Kemudahan.

Bapak Wang Bao-xing, Presiden dari Lembaga Pujangga Sastra Tainan (Tainan Literary Writers’ Society), juga ikut berpartisipasi dalam seminar Puisi Wu Tzu, Ia merasa amat tersentuh menyaksikan ketulusan rekan-rekan praktisi sewaktu berbicara mengenai Maha Guru Ching Hai. Ia secara tak terduga membawakan Puisi Wu Tzu “Spring Rhymes” (Sajak Musim Semi), “A Lonesome Night” (Malam yang Sepi) dan “Empathy” (Empati) dari Puisi Wu Tzu dan juga menuliskan karakter ‘Empati’ dalam kaligrafi Cina klasik. Selama pembacaan puisi, Bapak Wang terserap total dalam puisi Guru dan lupa akan dirinya. Suaranya yang penuh perasaan membuat para pendengar merasa tersentuh. Pada saat akhir, ia meminta, “Tutuplah mata Anda dan dengarkan pembacaan puisi berikut ini dengan hati Anda. Saya berharap agar setiap orang akan terhubung satu jiwa dengan lainnya, bergembira akan pertemuan ini dan merasakan cinta Ilahi dari Maha Guru Ching Hai."

Para anggota lembaga kebudayaan Tainan yang hadir berpendapat bahwa seminar ini merupakan acara besar kesusastraan, festival sastra dan pertemuan spiritual dengan Maha Guru Ching Hai. Mereka mengungkapkan kekaguman atas puisi Guru yang dapat dideklamasikan dan dinyanyikan dalam berbagai cara. Mereka memuji Puisi Wu Tzu sebagai salah satu dari kumpulan karya abadi di dunia ini dan berharap agar setiap orang merasa beruntung dapat memiliki karya ini dan menghargainya.

Puisi Wu Tzu dalam Kaligrafi

Pada siang hari tanggal 28 Agustus setelah seminar puisi, empat belas kaligrafer terkenal dari Tainan mempertunjukkan keahlian mereka di panggung pameran. Sejumlah besar pengunjung merasa sangat terkesan melihat para kaligrafer menuliskan Puisi Wu Tzu karya Guru dengan penuh konsentrasi, menggunakan goresan yang lancar, bebas tapi bertenaga. Satu demi satu, karya mereka diselesaikan dan digantung sehingga menjadikan tempat pameran dipenuhi suasana puitis. Hati orang-orang bergetar berulang kali selagi mereka membaca dan mengapresiasi puisi-puisi itu. Mereka menemukan kebahagiaan dalam bayangan Guru yang halus!

Acara Dongeng dan Opera Tradisional

Pada malam hari tanggal 27 Agustus, para inisiat membawakan Puisi Wu Tzu dalam bentuk opera tradisional yang diiringi musik Cina. Kemudian, pada malam hari tanggal 29 Agustus, beberapa Puisi Wu Tzu dibawakan dalam bentuk dongeng. Dalam kedua pertunjukan ini, buku acara disebarkan kepada para pengunjung dan peragaan slide ditampilkan secara terus-menerus untuk membantu para penonton memasuki dunia puisi Guru. Dengan menggunakan naskah yang didasarkan pada puisi-puisi itu, acara dongeng diiringi musik erhu (alat musik Cina tradisional dengan dua senar).

Melalui pembawa acara dan tukang cerita Bapak Lai Jun-rong, berbagai tahapan kehidupan Guru disampaikan kepada pendengar sementara sejumlah pilihan Puisi Wu Tzu dilantunkan untuk menggambarkan pengembaraan Guru dalam mencari Kebenaran, tahapan- tahapan Pencerahan, upaya menyebarkan Metode Quan Yin dan mengantarkan dunia ini memasuki Zaman Emas. Pembacaan sembilan belas sajak dari Puisi Wu Tzu yang diselang-seling menambah sensasi pertunjukan ini dan menyentuh hati para pendengar dengan mendalam!

Para penampil berkata bahwa mereka merasa terhormat untuk dapat menyanyikan dan melantunkan Puisi Wu Tzu karya Guru dalam bentuk opera Cina tradisional. Pada setiap kali latihan, mereka merasa tergerak hatinya oleh semangat Guru yang mulia dan aspirasi-Nya untuk membebaskan dunia dari belenggu.

Kembali ke Rumah Surgawi

Setiap hari selama pameran, orang-orang dengan berbagai pertalian meminta untuk belajar Metode Kemudahan. Mereka yang berhati tulus ini bahkan diberkahi dengan visi surgawi dan menikmati kebahagiaan besar ketika mereka memasuki samadhi selama meditasi Metode Kemudahan.

Karena merasakan Guru telah membimbing jalannya selama ini, seorang wanita yang telah membaca buku Guru sejak sepuluh tahun lalu akhirnya memulai perjalanan spiritualnya sewaktu pameran. Dia tampak bahagia. Selain itu, seperti tertulis di atas, Bapak Chen Tai-ran, peserta seminar Puisi Wu Tzu, amat tersentuh oleh puisi Guru sehingga ia mengikuti Metode Kemudahan untuk menuju Surga. Demikian pula, tiga remaja yang melihat poster “Belajar Gratis Meditasi” di dekat lokasi pameran, segera mendaftarkan diri untuk berlatih Metode Kemudahan. Seorang dari mereka yang sebelumnya pernah berlatih meditasi mengatakan, “Setelah berlatih Metode Kemudahan, saya menyadari bahwa penting sekali untuk berada dalam jalur yang benar."

Menurunkan Gorden

Pada malam hari terakhir Pameran Buku Tainan 2004, semua rekan inisiat yang hadir bermeditasi bersama untuk berdoa bagi perdamaian dunia, dan membuat foto bersama sebagai penutup dari kegiatan ini. Bagi mereka, pameran ini merupakan perayaan bagi tubuh, pikiran dan jiwa, dimana mereka secara terus-menerus bersuka cita dalam lautan kasih Ilahi! Saudara dan saudari sepelatihan Tainan berterima kasih kepada Guru atas kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk menyebarkan kabar gembira tentang Zaman Emas kepada dunia. Selama pameran, pengabdian para inisiat yang mendalam untuk menyebarkan amanat Tuhan, telah menolong banyak jiwa yang rindu untuk terhubung kembali dengan Tuhan dan sejumlah inisiat yang telah lama-pergi kembali ke rangkulan Guru dan bergabung kembali dalam meditasi kelompok sehingga membawa kegembiraan bagi semua. Selagi menyebarkan dan menikmati kasih Ilahi yang tak terbatas, para inisiat juga belajar untuk lebih mengasihi sesama dan berlatih untuk menjadi rendah hati!

Hal-hal pokok dari pameran buku di atas yang ditampilkan dalam Acara Sun TV Perjalanan melalui Alam Estetis ke 110 dan 111 dapat dilihat pada:
http://www.Godsdirectcontact.org.tw/eng/hichannel/index.htm 
(dalam bahasa Inggris, dengan teks terjemahan dalam bahasa Cina)