Pada
umumnya, murid-murid Guru manapun menikmati kebahagiaan, keberuntungan
dan keinginan mereka akan terpenuhi - apakah itu jasmani, mental, emosi
atau rohani tentunya. Dan pada saat mereka meninggalkan tubuh jasmani,
mereka langsung menuju Surga. Tidak ada keraguan tentang itu.
Maka agar menjadi bahagia dalam kehidupan jasmani ini – tidak
perlu menyebut Surga – menjadi bahagia di sini, menikmati kehidupan
yang menyenangkan di sini dan menjadi orang yang lebih cerdas di sini,
kita harus bermeditasi. Kita sudah sangat cerdas, tetapi kita tidak
menggunakan cukup kekuatan otak kita. Walaupun kita hanya menggunakan
lima sampai sepuluh persen, kita sudah sangat pandai dan menemukan banyak
hal. Seandainya Anda bermeditasi dan menggunakan lebih banyak kekuatan
otak Anda: Tentu Anda akan menjadi lebih cerdas!
Rata-rata orang hanya menggunakan sepuluh persen dari kekuatan otaknya.
Kenyataan itu diketahui oleh kita semua; telah terbukti secara ilmiah.
Maka dimanakah yang delapan puluh atau sembilan puluh persen lainnya?
Tersia-sia. Dan itulah sebabnya kita bukan makhluk yang sempurna. Kita
tidak merasa sempurna; kita merasa frustrasi dan lemah karena kita tidak
menggunakan kekuatan kita yang sempurna.
Maka meditasi, kita juga dapat mengatakan dengan cara lain, memanfaatkan
kekuatan kita yang sempurna. Itu tujuan meditasi, atau maksud meditasi:
memanfaatkan kekuatan kita yang sempurna sehingga kita menjadi maha
kuasa seperti Tuhan adanya, atau setidaknya seperti anak-anak Tuhan.
Jika tidak, kita bahkan kadang-kadang tidak memiliki cukup tenaga untuk
menangani masalah-masalah atau hal-hal kecil, dan kita sering tidak
melakukan hal-hal dengan sempurna sesuai keinginan kita karena kita
kekurangan kekuatan dan kebijaksanaan.
Jadi, mengenal Tuhan adalah mengenal diri kita secara sempurna. Dan
saat kita mengenal diri kita dengan sempurna, kita mengenal Tuhan. Maka,
karena kita satu dengan Tuhan, kita menjadi serupa dengan Dia karena
Tuhan menciptakan manusia sesuai citraNya sendiri.~Halaman
Selanjutnya