Wejangan Guru

Kebanyakan Guru sangat rendah hati; mereka tidak menginginkan jenis kebaktian jasmani atau mental apapun. Mereka hanya ingin menjadikan Anda seorang Guru juga. Mereka hanya ingin membuat Anda menyadari bahwa Anda sendiri adalah anak Tuhan, bahwa Anda sendiri agung. Mereka ingin menjadikan Anda seagung seperti Anda seharusnya. Karena tiada Guru yang pernah berpikir bahwa dia lebih baik daripada siapapun lainnya. Mereka mengetahui bahwa semua orang adalah sejajar – sejajar dalam segalanya, di sini dan di Surga.

Tetapi sudah menjadi sifat manusia bila seseorang mengajar yang lain sesuatu yang jarang dan demikian penuh kebahagiaan seperti Surga di Bumi, tentu mereka memuja orang itu. Kita dapat melakukan ini bila kita masih merasa bahwa kita perlu memuja seorang Guru, tetapi cara berbakti yang terbaik adalah menjadi Guru bagi diri Anda sendiri. Yang saya maksudkan adalah seorang guru dari kehidupan Anda sendiri, seorang guru dari kebijaksanaan Anda sendiri, seorang guru dari takdir Anda sendiri dan seorang guru dari ketulusan Anda sendiri, menjadi sejati terhadap diri sendiri dalam setiap langkah. Kita hanya dapat melakukan ini saat kita mengenal diri kita sendiri secara sempurna siapa kita sesungguhnya. Maka kita menjadi penuh kebenaran, dan dapat menikmati kehidupan kita sepenuhnya.

Tuhan menciptakan segalanya agar kita nikmati. Dia menciptakan perempuan cantik agar menjadi istri Anda sehingga Anda dapat mengasihinya, memberi Anda keturunan yang elok dan hebat sehingga Anda mengetahui cara mengasihi mereka, melindungi mereka dan berkorban bagi mereka sehingga mengenal apa kasih tanpa syarat itu.

Tuhan ingin Anda memiliki semua ini. Tetapi bila kita hanya memiliki hal-hal duniawi dan tidak memiliki Tuhan, kita hanya memiliki separuhnya. Kita bahkan tidak memiliki separuhnya; kita hanya memiliki sedikit karena kita akan kehilangan semuanya. Tetapi sekali kita memiliki Tuhan, kita memiliki segalanya. Carilah dahulu Kerajaan Tuhan, dan segalanya akan ditambahkan kepada Anda. Itu janji Tuhan bagi kita, bahkan sebelum kita lahir, tetapi kita melupakannya. Sangat disayangkan. Kita harus merebut kembali hak kita, merebut kembali kemuliaan kita, merebut kembali segala yang kita miliki karena kita yang memiliki seluruh semesta.

Jadilah orang suci, dan nikmati dunia pada saat yang sama. Jadilah orang suci yang kaya dan elok. Saat saya baru sedikit tercerahkan, saya mengikuti jejak Orang Suci kuno dan meninggalkan segalanya. Saya tidak peduli akan apapun; tidak ingin apapun; semuanya tidak menarik lagi bagi saya. Tetapi Tuhan berkata kepada saya, “Engkau harus memiliki segalanya. Saya akan memberi engkau segalanya, lebih daripada yang engkau pernah inginkan. Engkau harus menunjukkan kepada dunia bahwa Aku adalah Bapa dan Aku dapat memberi engkau apapun dan segalanya, termasuk kebangkitan rohani. Engkau tidak harus meninggalkan apapun demi mengasihi Aku karena Aku mengasihi Engkau, sebagaimana adanya."

Dia memerintahkan saya untuk melakukan ini; melakukannya secara mulia. Maka saya berkata, “Baiklah, Bapa, apapun yang Engkau kehendaki.” Saya lebih suka yang lebih sederhana; lebih sedikit pekerjaan. Tetapi Dia menyukai cara ini. Baik! Disamping itu, Anda suka saya cantik, bukan? Nampak lebih sedap dipandang mata.

Maka saya berkata kepadaNya, “Tetapi Bapa, Orang-Orang Suci seperti Buddha dan Yesus bertelanjang kaki. Mereka mengenakan baju sederhana dan pergi meminta-minta makanan. Mengapa Engkau menginginkan saya memiliki semua ini? Bagaimana caranya?” Karena kebanyakan orang di dunia ini mengharapkan atau terbiasa dengan Orang-Orang Suci yang meninggalkan segalanya, tidak memiliki apapun, nampak miskin dan bertelanjang kaki.

Dia berkata, “Tidak! Jaman sudah berbeda. Sudah maju! Engkau harus mengikuti jaman, sesuai jalannya waktu."

Maka saya memiliki semua hal ini yang saya bahkan tidak peduli. Bila Anda melihat saya di jalan, Anda akan melihat saya sangat sederhana. Tetapi saya memiliki walkie-talkie, telepon, faks, email – segala jenis “perlengkapan rohani”. Saya memiliki banyak senjata rohani yang harus digunakan: Pada satu sisi memiliki telepon dan yang lain faks, email dan seterusnya. Jika tidak, saya tidak dapat melakukan pekerjaan ini sesuai yang Dia kehendaki. ~Halaman Sebelumnya