Pada jaman Cina kuno, hiduplah seorang
terpelajar yang bernama Zhou Yu. Suatu hari, temannya membawakan dia
belut segar, makanan yang sangat disukai oleh Zhou Yu. Karena tidak
terlalu sibuk pada hari itu, Zhou Yu ingin mencoba mempraktikkan
keahlian memasaknya, yang telah lama tidak dia gunakan, dan bersiap
untuk membuat sebaskom belut rebus.
Dia menaruh belut itu di dalam panci dan
ketika rebusan itu mulai mendidih, Zhou Yu mengangkat tutup panci dan
menyaksikan hal yang tidak biasanya. Seekor belut mendorong perutnya ke
atas membentuk busur, kepala dan ekornya tetap tinggal di dalam sup.
Dengan rasa ingin tahu yang besar, Zhou Yu segera menyendok belut itu
keluar dan memotong perut belut itu. Dia sangat terpesona melihat
begitu banyak telur di dalam perut belut itu. Untuk melindungi
telurnya, ibu belut itu bertahan sekuat tenaga melindungi perutnya agar
air panas tidak melukai perutnya dengan mendorong perutnya ke atas
membentuk busur.
Peristiwa ini membuat Zhou Yu ternganga, dan tidak dapat
menahan air matanya. Bahkan seekor belut tahu bagaimana melindungi
telurnya, dia berpikir, sedangkan dia sebagai makhluk ciptaan yang
tertinggi tidaklah sebegitu berbakti pada ibunya. Tergerak hatinya,
Zhou Yu berikrar untuk tidak akan pernah makan belut lagi. Dan dia
menjadi lebih mencintai dan menghormati ibunya.