Puisi Keabadian

Sang Pahlawan Diam

 

Oleh Maha Guru Ching Hai (Asal dalam bahasa Inggris)

Kepada semua polisi yang baik

 

 

 

Dalam embusan angin dingin musim salju
Engkau berdiri tegak bagaikan patung raksasa Yunani.
Badai lautan sepertinya menghindari dirimu,
Ketakutan atas keberanian yang luar biasa!
Dalam teriknya matahari di siang musim panas,
Senyuman penuh wibawamu menghamburkan semua keluh kesah.
Matahari siang merasa malu untuk mengalahkan daya tahanmu.
Dalam bisingnya kepadatan lalu lintas
Ayunan lenganmu yang mantap menertibkan lalu lintas,
Tanpa mengharapkan pamrih.

Saat aku lupa memperlambat kecepatan di jalan yang padat,
Engkau menegurku untuk kembali ke kecepatan yang aman.
Saat aku ketinggalan kunci di tengah malam,
Engkau menyapa “Selamat kembali ke rumah,” dengan kunci cadangan dan sebuah senyuman!
Saat aku tersesat di jalur cepat yang padat
Engkau membimbingku ke tempat yang tepat.
Engkau bahkan berbicara dalam bahasaku.
Yah! Kau telah berusaha…

Keras terhadap yang buruk,
Lembut terhadap yang penurut.
Walaupun harus banyak berhubungan
Dengan sisi negatif karakter manusia,
Namun hatimu masih menyimpan kepercayaan penuh.
Dalam puluhan ribu cara
Engkau memperlihatkan kebaikan tulusmu!

Aku teringat
Saat kita pertama kali bertemu
Engkau mengangkatku ke tepi jalan
(Kegagalanku yang kedua kalinya
bersepeda motor).
Engkau berteriak kepada para paramedis
“Lakukan sesuatu, lakukan sesuatu…
Apakah ia akan baik, apakah ia akan baik-baik saja?”
Wajahmu bagaikan
Seorang ayah yang cemas
Auramu bagaikan
Kepunyaan malaikat.
Wajah yang akan selalu kukenang…

 

 

Oh ya, aku mengenalmu dengan baik
Di kota yang asing,
Di kampung halamanku,
Dalam gang yang sempit dan gelap,
Di pantai yang sepi saat dini hari…
Kau selalu sendirian
Atau hanya dengan Tuhan!

Engkau adalah serdadu sehari-hari yang paling perkasa
Menghadapi perang yang sama
Terhadap kejahatan dan ketidakadilan;
Menyelamatkan yang lemah,
Melindungi yang tanpa dosa,
Menempatkan hidupmu dalam bahaya
Untuk menjaga keamanan dan perdamaian
Untuk semua warga negara,
Dan untuk orang yang asing bagimu:
Seperti aku, eh! “Hanya seorang turis…”

 

Tapi saya juga adalah masyarakat
Yang terilhami untuk menulis puisi untukmu.
Karena ini adalah Natal
Dan ini adalah hadiah kami yang paling sederhana:
Satu ikatan pita sebagai umpan balik yang positif,
Dibungkus dengan Kasih dan direkat dengan Hormat kepadamu
Jadi suatu hari, jika engkau merasa penat
Berhadapan dengan kegelapan!
Engkau dapat mengingat surat ini
Bahwa rakyat mengasihimu!
Hanya saja masyarakat selalu membuat kekacauan, susah dimengerti!
Namun kita semua berusaha dengan berbagai cara untuk memperbaiki…

Karena sekarang adalah musim yang istimewa
Dan saya tidak yakin apa yang harus dikirim!
(Kamu tahu…kepada seorang polisi!)
Hanya dengan tulus mengucapkan selamat Natal
Saat tahun yang lama diakhiri:
Marilah kita memulai hidup bahagia kembali,
Biarlah hari-hati kita dipenuhi peristiwa menyenangkan.

Mungkin mereka akan hilang semuanya, “para penjahat,”
Namun demikian,
Selalu sangat menyenangkan melihat seorang polisi
Berjalan tegap, tampan, bertutur mantap,
Dalam seragam yang memperlihatkan perlindugan.
Kuat namun bijaksana, rendah hati namun perkasa.
Engakulah Pahlawan Diam
Yang “menyenangi pekerjaan kami” (*)
Dan rakyat mengasihimu.

CDLA

~ ~ ~~ ~ ~

(*) Ungkapan dari seorang polisi, saat bertemu di jalan.