Berada di Jalur Rohani
Tuhan
Mencintai Saya
Oleh Saudari-inisiat Devyan Senjaya,
Jakarta, Indonesia
(Asal dalam bahasa Indonesia)
Ketika saya berumur 9 tahun, ada kegiatan
pramuka di sekolah saya yang membuat saya ingin sekali bergabung,
tetapi ibu saya tidak mengizinkannya. Saya sangat kecewa sehingga saya
mulai berdoa secara tulus kepada Tuhan. Sampai hari ini saya masih
ingat doa saya dengan jelas. Saya berkata, “Tuhan…, saya sungguh ingin
bergabung dalam kegiatan pramuka. Jika Engkau memenuhi keinginan saya,
maka saya akan mempersembahkan empat dupa (biasanya orang hanya memakai
tiga dupa ketika mereka berdoa) kepada Engkau.”
Segera setelah berdoa, ibu saya memberikan
izin kepada saya untuk menghadiri kegiatan pramuka. Saya sangat kaget
karena ibu saya sangat keras kepada semua anaknya. Kalau dia mengatakan
“Tidak,” jarang bisa menjadi “Ya”. Dengan segala kegembiraan dalam hati
saya, saya berkata kepada Tuhan, “Tuhan tercinta, ibu saya telah
memberikan izin untuk pergi dan sesuai janji, saya mempersembahkan
empat dupa kepada Engkau. Terima kasih Tuhan.”
Ketika dupa terbakar kira-kira seperempat ke
bawah, ayah saya melihatnya dan segera membuang satu dupa yang sedang
terbakar. Dia memarahi saya karena tidak berhati-hati menghitung jumlah
dupa. Pada saat itu, saya berdiam diri dan berkata kepada Tuhan secara
diam-diam, “Tuhan yang tercinta, maafkan saya karena ayah saya telah
menghalangi saya untuk memenuhi janji saya, tetapi paling sedikit, Anda
telah menerima empat dupa sebentar.”
Ini adalah kenangan yang tidak terlupakan
dari doa seorang bocah perempuan yang polos. Ketika saya menginjak
dewasa, saya ingat doa kecil saya yang indah kepada Tuhan di saat saya
merasa putus asa di dalam menghadapi kepahitan hidup dan pelajaran
berat. Saya selalu berdoa dengan khusyuk kepada Tuhan untuk memohon
bantuan dan Dia selalu memberikan jawaban-Nya kepada saya! Semua
kesedihan di dalam hati saya sirna ketika saya berdoa kepada Tuhan.
Suatu hari saya berpikir dalam hati “Siapa
Engkau sebenarnya? Apakah Engkau seorang Bodhisatwa Quan Yin, Buddha,
atau Dewa? Katakanlah siapa Engkau agar saya bisa bersyukur kepada-Mu.”
Tiba-tiba saya menerima jawaban yang berkata, “Saya adalah saya. Saya
akan muncul ketika engkau dalam keadaan suci dan hening.” Pada saat itu
saya tidak mengerti sepenuhnya apa maksudnya, tetapi saya merasa sangat
damai dan bahagia untuk beberapa hari sesudahnya.
Sejak saya mengenal ajaran Guru tiga tahun
yang lalu, dan menerima inisiasi pada tahun 2004, saya merasa sangat
damai. Saya tahu bahwa saya telah menemukan jalan kembali ke Rumah
karena saya memiliki “kekuatan” untuk mengatasi segala hal! Saya tahu
bahwa saya memiliki kasih dari Tuhan yang akan selalu menyertai saya.
Kasih yang saya rasakan setiap waktu berasal dari-Mu, Guru. Ini adalah
kasih yang selalu saya cari dan banyak orang yang tidak mengalaminya.
Saya adalah orang yang sangat mujur bisa mendapatkannya dalam kehidupan
ini. Saya sangat berterima kasih kepada-Mu, Guru.
Inilah puisi yang dipersembahkan kepada
Engkau.
Paket Tercepat
Apakah ada kendaraan yang bisa
mengangkut tepat waktu?
Karena sangat mendesak dan harus
cepat tiba.
Angkutan ini harus menggunakan
melodi dari Suara dan Cahaya
Untuk mengirim pesan saya kepada
Ibu, bahwa saya sangat merindukan-Nya.
Saya membungkus sebuah paket
dengan awan putih…
Menghias dengan pelangi yang
berwarna-warni.
Oh, Buddha dari segala penjuru…
Tolonglah saya agar paket ini
dapat selamat sampai ke tangan Ibu.
Maaf… menyusahkan Buddha
Saya akan memperbaiki kendaraan
saya agar berfungsi baik
Untuk menemui Ibu dan mengatakan
kepada-Nya
Bahwa saya sudah lelah bermain di
dunia ini.
Saya rindu untuk pulang kembali
ke Rumah
Untuk menemui keluarga saya di
sana.
Tunggulah saya oh saudara dan
saudari yang telah sampai di sana.
Sambutlah kami dengan kegembiraan
dan alunan melodi yang indah.
|