Rekan Anjing dan Kucing
Berbagi Tempat Tinggal dengan Penuh Kasih
Diceritakan oleh Saudari-inisiat Liao,
Taipei, Formosa
Direkam oleh Grup Berita Taipei
Setelah bergabung dengan
komunitas perempuan yang mencurahkan perhatian dalam pemberian makanan
kepada anjing-anjing yang berkeliaran pada bulan April 1999,
Saudari-inisiat Liao menemukan bahwa anak anjing yang baru lahir sering
mengalami kematian karena induk mereka tidak memiliki air susu yang
cukup untuk menyusui mereka. Karena kasihan, dia membawa pulang dua
ekor anak anjing. Mereka diberi nama Halle dan Luyah karena dia merasa
bahwa mereka adalah hadiah dari Tuhan. Dia menemukan Halle pada saat
hujan, dalam keadaan hampir mati karena luka besar di perutnya. Maka,
dia pun mengambilnya. Kemudian di hari lainnya, ketika sedang memberi
makan kepada anjing-anjing yang berkeliaran, dia menemukan Luyah,
anjing kurus yang penuh dengan luka-luka akibat perkelahian dengan
anjing yang lebih besar dalam perebutan makanan. Maka, dia
menyelamatkan nyawanya. Kedua anjing ini menjadi lincah dan penuh
semangat dan merupakan anggota keluarga yang penuh pengertian.
Saudari Liao mulai
berjalan-jalan dengan Halle dan Luyah di taman dan berkenalan dengan
sekelompok pencinta anjing. Ketika selebaran ‘Cara Hidup Alternatif’
yang dirancang oleh Guru diumumkan, dia dengan sungguh-sungguh
menyebarkan brosur itu kepada teman-temannya sesama pencinta anjing dan
mengajak mereka untuk menggunakan makanan anjing vegetarian. Dia juga
berbagi tips Guru tentang cara memelihara anjing dan menyayangi hewan.
Anjurannya mendapatkan tanggapan yang positif. Saudari Liao sangat
senang bahwa Halle dan Luyah telah menjadi alat untuk menyampaikan
kasih Tuhan dan meningkatkan kesejahteraan sahabat hewan mereka.
Ketika Center Hsihu
mengadakan pameran rumah anjing rancangan Guru yang dibangun dengan
konsep alamiah dan berorientasi pada kesehatan, Saudari Liao sangat
gembira dan segera bergabung dengan tim sukarelawan yang membantu
menjelaskan keistimewaannya kepada para pengunjung. Kemudian, dia
membeli “Rumah Kasih yang Mewah” untuk Halle dan Luyah, dan ternyata
rumah tersebut sangat mudah dipasang, dibongkar, maupun dibersihkan.
Rancangan tersebut benar-benar menghemat waktu dan tenaga Saudari Liao.
Mari kita perhatikan sejenak
kehidupan Halle dan Luyah: Menyaksikan mereka berdua bermain dan saling
mengasihi, Saudari Liao ikut merasakan kepuasan dan kegembiraan mereka.
Berkat rancangan yang penuh kasih, “Rumah Kasih yang Mewah” memiliki
ruang yang lapang dan ventilasi yang bagus. Halle dan Luyah bisa
memilih untuk berbaring dengan tenang pada pintu keluar masuk yang
transparan dan memandang ke dunia luar, atau mereka bisa menjulurkan
kepala mereka keluar dari atap yang terbuka untuk menyambut tamu yang
mendekat dengan satu atau dua kali gonggongan. Mereka juga bisa
menggoyangkan ekornya sesekali untuk menunjukkan perasaan senang mereka
dan kemudian kembali menikmati mimpi siang yang indah. Sesekali pada
saat musim dingin, mereka dapat berjemur untuk menghangatkan tubuh
mereka. Betapa nyaman dan damai kehidupan mereka! Pada musim hujan,
mereka bisa tidur nyenyak di atas tikar di dalam “Rumah Kasih yang
Mewah”. Mereka selalu menghibur sanak keluarga Saudari Liao dengan duet
irama dengkur mereka yang menyenangkan!
Beberapa waktu yang lalu,
ketika Saudari Liao membawa anjingnya berjalan-jalan di taman, dia
melihat tiga ekor anak kucing yang terlantar merengek dengan kondisi
lemah di samping sebuah tong sampah besar. Dia mengetahui dari penjaga
taman bahwa ketiga anak kucing tersebut ditemukan di tengah jalanan
yang ramai. Karena khawatir anak kucing tersebut akan tergilas
kendaraan, penjaga yang welas asih ini pun menyelamatkannya, tetapi dia
tidak sanggup memeliharanya. Jadi, dia meletakkan mereka dekat tong
sampah di taman, dengan harapan mereka bisa mencari makan sendiri.
Setelah mendengar cerita sedih tersebut, Saudari Liao memutuskan untuk
mengadopsi mereka. Dia memberi nama sesuai dengan warna bulu mereka:
yang kuning bernama Golden, yang hitam bernama Sunny dan yang
berbunga-bunga bernama Rainbow.
Di lingkungan asing yang
baru, anak-anak kucing tersebut bergerak dengan malu-malu mengelilingi
tempat tidur kecil yang disediakan bagi mereka. Tetapi, sahabat mereka
- Luyah - dengan penuh perhatian segera menunjukkan kasih keibuannya
dan mulai bertindak sebagai pengasuh anak. Dia menggiring anak-anak
kucing tersebut ke dalam “Rumah Kasih yang Mewah” dan membiarkan mereka
ikut menempati kamar tidur utama. Di sini, dia bermain dengan mereka
saat mereka bangun dan tidur bersama mereka saat mereka letih. Golden
selalu merebut kasur tidur anjing, tetapi Luyah tidak pernah keberatan,
dan Halle dengan penuh pengertian keluar untuk memberi ruang yang lebih
luas bagi anak-anak kucing. Golden yang nakal adakalanya menggelitik
kaki Luyah dengan cara menggaruk kakinya dengan cakarnya yang tajam,
tetapi Luyah tidak menghiraukan sakitnya dan membiarkan Golden
menikmati kesenangan tersebut.
Saat ketiga anak kucing
tersebut melompat-lompat di atas karpet di dalam kamar tidur
sebagaimana anak kecil yang suka melompat-lompat di atas kasur pegas,
Luyah selalu mengawasi mereka dengan penuh perhatian seperti seorang
ayah yang menjaga mereka agar tidak jatuh dan melukai diri mereka
sendiri. Hal ini mengingatkan cara orang tua kita saat mengawasi kita
ketika kita masih kecil. Dalam menjalankan perawatan terhadap sesama
makhluk ini, Saudari Liao menyadari sepenuhnya apa yang Guru jelaskan
dalam ceramah-Nya tentang kasih dan persahabatan dengan hewan. Memang
benar bahwa cinta kasih berada di mana-mana di dunia ini, termasuk di
dalam dunia hewan!