Guru Bercerita

Pencuri Bebek yang Bertobat

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai,
Retret 7-hari di Taipei, Formosa, 23 Mei 1994,
(Asal dalam bahasa Inggris) Kaset Video #428, MP3-CR15

 

Pada suatu waktu, di sebuah dusun hiduplah seorang pria yang sangat berbudi luhur. Dia tidak pernah mengganggu siapa pun, dan selalu baik kepada semua orang di sekitarnya. Di rumahnya, ia memelihara berbagai binatang peliharaan seperti angsa, bebek dan ayam.

Suatu hari, seorang tetangga yang suka mencuri datang ke rumah pria berbudi luhur ini dan mencuri seekor bebek. Setelah sampai di rumah, pencuri tersebut memasak “Bebek Peking” dan sup di rumahnya.

Tetapi beberapa saat kemudian, sesuatu yang janggal terjadi. Pencuri itu tiba-tiba merasa bahwa seluruh tubuhnya gatal dan sewaktu ia mulai menggaruk, bulu bebek kemudian tumbuh memenuhi seluruh tubuhnya. Kemudian ia menjadi sangat ketakutan dan menyadari kalau hal ini merupakan bayaran akibat perbuatannya. Di dalam hatinya ia merasa sangat menyesal dan pergi ke kuil untuk meminta maaf kepada Sang Buddha. Dan setelah beberapa saat Sang Budha berbelas kasihan dan melalui mimpi berkata, “OK, saya melihat engkau telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Bulu bebek itu bisa tumbuh di badanmu, itu disebabkan karena engkau telah mencuri bebek dari seorang yang sangat, sangat berbudi luhur. Sekarang satu-satunya penyelesaian adalah dengan pergi ke rumah pria berbudi luhur ini dan memohon kepadanya untuk memarahi engkau. Jika ia memarahi engkau sekali saja, maka deritamu akan hilang."

Pencuri ini datang ke rumah pria berbudi luhur, tetapi karena ketakutan ia tidak menceritakan yang sebenarnya dan berbohong. “Oh, saya dengar Anda kehilangan seekor bebek. Dan tetangga sebelah saya yang mencurinya. Kalau Anda memarahi tetangga saya keras-keras, tetangga saya akan ketakutan dan akan membawa bebek Anda kembali dengan segera. Bukankah begitu?"

Orang yang berbudi luhur ini menjawab, “Ah, hanya seekor bebek, bukan masalah besar. Selain itu saya juga tidak mempunyai bukti bahwa tetangga Anda yang mencuri bebek itu. Kenapa saya harus memarahi dia? Mungkin saja dia sangat lapar dan tidak mempunyai makanan, sehingga ia mencuri bebek saya. Tidak sepantasnya saya memarahi dia.” Pencuri ini menjadi sangat takut dan juga tersentuh dengan keluhuran pria ini. Dia berlutut dan berkata, “Oh, tolonglah, saya mengaku kepada Anda, saya mencuri bebek Anda. Sekarang lihatlah saya, seluruh tubuh saya penuh dengan bulu bebek. Dapatkah Anda memarahi saya sehingga penderitaan saya ini berakhir karena Sang Buddha memberi petunjuk itu!” Pria berbudi luhur ini sangat tersentuh hatinya dan memarahi dia.

Saya selalu mengingatkan Anda kalau ada orang yang memarahi kita, bukanlah masalah. Mereka mungkin membersihkan karma kita bila kita mempunyai karma. Kalau kita tidak punya, setidaknya akan memberikan kita kesempatan untuk berlatih kesabaran, tahan mental dan rendah hati.