Pada suatu waktu, di sebuah dusun hiduplah seorang pria
yang sangat berbudi luhur. Dia tidak pernah mengganggu siapa pun, dan
selalu baik kepada semua orang di sekitarnya. Di rumahnya, ia
memelihara berbagai binatang peliharaan seperti angsa, bebek dan ayam.
Suatu hari, seorang
tetangga yang suka mencuri datang ke rumah pria berbudi luhur ini dan
mencuri seekor bebek. Setelah sampai di rumah, pencuri tersebut memasak
“Bebek Peking” dan sup di rumahnya.
Tetapi beberapa saat
kemudian, sesuatu yang janggal terjadi. Pencuri itu tiba-tiba merasa
bahwa seluruh tubuhnya gatal dan sewaktu ia mulai menggaruk, bulu bebek
kemudian tumbuh memenuhi seluruh tubuhnya. Kemudian ia menjadi sangat
ketakutan dan menyadari kalau hal ini merupakan bayaran akibat
perbuatannya. Di dalam hatinya ia merasa sangat menyesal dan pergi ke
kuil untuk meminta maaf kepada Sang Buddha. Dan setelah beberapa saat
Sang Budha berbelas kasihan dan melalui mimpi berkata, “OK, saya
melihat engkau telah bertobat dengan sungguh-sungguh. Bulu bebek itu
bisa tumbuh di badanmu, itu disebabkan karena engkau telah mencuri
bebek dari seorang yang sangat, sangat berbudi luhur. Sekarang
satu-satunya penyelesaian adalah dengan pergi ke rumah pria berbudi
luhur ini dan memohon kepadanya untuk memarahi engkau. Jika ia memarahi
engkau sekali saja, maka deritamu akan hilang."
Pencuri ini datang ke
rumah pria berbudi luhur, tetapi karena ketakutan ia tidak menceritakan
yang sebenarnya dan berbohong. “Oh, saya dengar Anda kehilangan seekor
bebek. Dan tetangga sebelah saya yang mencurinya. Kalau Anda memarahi
tetangga saya keras-keras, tetangga saya akan ketakutan dan akan
membawa bebek Anda kembali dengan segera. Bukankah begitu?"
Orang yang berbudi
luhur ini menjawab, “Ah, hanya seekor bebek, bukan masalah besar.
Selain itu saya juga tidak mempunyai bukti bahwa tetangga Anda yang
mencuri bebek itu. Kenapa saya harus memarahi dia? Mungkin saja dia
sangat lapar dan tidak mempunyai makanan, sehingga ia mencuri bebek
saya. Tidak sepantasnya saya memarahi dia.” Pencuri ini menjadi sangat
takut dan juga tersentuh dengan keluhuran pria ini. Dia berlutut dan
berkata, “Oh, tolonglah, saya mengaku kepada Anda, saya mencuri bebek
Anda. Sekarang lihatlah saya, seluruh tubuh saya penuh dengan bulu
bebek. Dapatkah Anda memarahi saya sehingga penderitaan saya ini
berakhir karena Sang Buddha memberi petunjuk itu!” Pria berbudi luhur
ini sangat tersentuh hatinya dan memarahi dia.
Saya selalu
mengingatkan Anda kalau ada orang yang memarahi kita, bukanlah masalah.
Mereka mungkin membersihkan karma kita bila kita mempunyai karma. Kalau
kita tidak punya, setidaknya akan memberikan kita kesempatan untuk
berlatih kesabaran, tahan mental dan rendah hati.