Oleh Saudara
Inisiat dari Hebei, Cina Daratan
Masa kecilku dilewati dengan suasana
yang kesepian, menderita dan depresi karena ayahku telah meninggal pada
usia sangat muda dan ibu juga meninggalkan adik dan aku ketika kami
masih sangat kecil. Terhimpit oleh kesedihan yang paling mendalam, saya
menjadi bebal terhadap perasaan sendiri dan juga orang lain. Meskipun
orang di sekitar kami memberikan banyak perhatian dan bantuan karena
simpatik. Tetapi saya merasa bahwa saya tetap tidak tahu bagaimana
caranya untuk mencintai diri sendiri, apalagi mencintai orang lain.
Mungkin ini adalah
ilham dari Tuhan yang menuntun salah satu guru sekolah SMP saya, untuk
mengatur tempat duduk saya di dalam kelasnya, menjadi sebangku dengan
suami saya sekarang ini, seorang anak muda yang berbudi dan pendiam.
Ketika kami sama-sama masih sebagai pelajar, dia selalu perhatian
terhadap saya, akan tetapi ia selalu menjaga jarak. Pendapat saya
tentang dia adalah bagaikan bulan purnama yang bercahaya jauh di atas
langit.
Pada satu kesempatan,
saya pergi ke rumahnya dan bertemu dengan bibi-nya – dari pihak
ibu. Orangnya sangat hangat dan ramah hingga saya memanggilnya ‘Bibi’.
Dia sangat menyukai saya, dan saya juga memiliki perasaan akrab yang
luar biasa terhadapnya. Akhirnya, terima kasih atas usahanya yang keras
untuk menyatukan kami, sehingga kami menikah dan membentuk rumah tangga
yang bahagia.
Sebelum pesta
pernikahan kami, saya bermimpi seorang wanita yang anggun dalam gaun
putih menuntun saya sepanjang jalan setapak, dan saya mengikutinya
tanpa disadari. Perasaan yang berkesan atas gambaran ini adalah bahwa
hati saya yang terlunta-lunta selama bertahun-tahun, ahkirnya menemukan
sandaran.
Segera setelah Bibi
mendapat inisiasi; dia memperkenalkan saya dengan Guru Ching Hai.
Pertama kali saya melihat foto Guru, saya berteriak, ‘Dia adalah orang
yang sangat istimewa!’ Dalam kesunyian saya memandang-Nya, sambil
mengingat-ingat dan saya merasa bahwa saya mengenal-Nya. Kemudian, saya
merasa ada kekuatan tak tampak yang menarik saya ke ruangan yang penuh
dengan gambar Guru, dan tak menjadi soal ke mana saya pergi dan apa pun
yang saya lakukan, kamar dan wanita cantik di foto itu tetap melekat di
dalam pikiran saya. Saya kemudian mencari informasi berkenaan dengan
Metode Quan Yin dari Bibi dan bermaksud untuk diinisiasi. Baru saja
menikah, maka saya haruslah mengandung. Bibi sangat menyayangiku dan
berkata bahwa dia berharap supaya saya segera punya anak, tetapi
dengan singkat saya menjawabnnya : “Tidak perlu tergesa-gesa, saya akan
punya anak setelah saya diinisiasi." Segera setelahnya saya terkejut
dengan kata-kata yang saya ucapkan, karena seolah-olah bukan saya yang
berbicara!
Beberapa minggu
kemudian, inisiasi saya berjalan dengan lancar, dan saya berterima
kasih kepada Guru atas cinta-Nya yang tanpa pamrih. Sejak saat itu
aliran energi hangat mengalir tak henti-hentinya di hati saya; dan
kasih di antara saya dan suami menjadi lebih manis dan lebih besar
karena dia menjadi lebih memahami saya. Pada saat saya diinisiasi, ia
bahkan dengan sukarela memasakan makanan vegetarian untuk saya.
Satu bulan kemudian,
merasa bahwa saya mungkin mengandung, saya kemudian pergi memeriksakan
diri ke rumah sakit dan segera mengetahui bahwa saya telah mengandung.
Saya begitu gembira sehingga saya menangis karena bayi saya, akan
menjadi vegetarian sejak lahir. Ini adalah hadiah dari Guru. Selama
kehamilan, saya tetap sehat, dan ketika saya bermeditasi saya
dapat merasakan hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan kecil di
dalam diri saya. Akan tetapi suami saya terkadang khawatir, takut bahwa
bayi dan saya tidak mendapat cukup gizi dari diet vegetarian. Lalu saya
meyakinkan dirinya dengan sabar bahwa makanan vegetarian akan membuat
bayi menjadi lebih sehat. Kemudian setelah saya menjalani pemeriksaan
kesehatan rutin, suami saya tersenyum dengan penuh kepuasan ketika
dokter berkata : ‘Bayi anda luar biasa kuat dan penuh energi!"
Pada saat melahirkan,
saya merasa bahwa Guru memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada
saya. Dokter terheran-heran karena saya sangat tenang dan tampak tak
merasaakan sakit selama persalinan. Dibandingkan dengan ibu-ibu lain
yang akan melahirkan, saya begitu yakin dan optimis. Setelah melewati
persalinan yang mulus, akhirnya keluarlah bayi perempuan. Bayi itu
terlihat gemuk dan merah, bercahaya dengan garis cahaya seperti cahaya
batu jade. Melihat kehidupan yang agung di dada saya, saya terpenuhi
dengan perasaan lembut, dan merasakan cinta kasih Tuhan yang besar
terjadi pada saya.
Sejak saat itu, anak
perempuanku tumbuh dengan normal. Dia selalu tersenyum, dan terkadang
dapat menghibur orang dewasa saat dia merasakan perasaan yang kurang
gembira dari mereka. Peri kecil ini juga memiliki perasaan yang
sensitif. Cerita sedih sering membuatnya menangis, dan dia
menunjukkan cinta yang besar dan perhatian pada binatang kecil dan
lemah. Anak perempuan saya juga telah membawa lebih banyak kehangatan
kepada keluarga kami, lalu suami saya baru-baru ini juga sudah mulai
berlatih Metode Kemudahan.
Guru telah memberi
saya sebuah keluarga malaikat - Bibi kami, suami, dan anak kami. Saya
merasa bahwa kami telah kembali ke masa lalu yang jauh, dan berjumpa
lagi dalam kehidupan ini, untuk bersama-sama mencapai sesuatu yang
mulia. Saya telah menemukan cinta yang telah lama hilang, dan
sekarang, saya mencintai, tidak saja diri saya sendiri, tetapi juga
tahu bagaimana untuk mencintai orang lain melalui keagungan Tuhan.
Guru tersayang, saya
tidak tahu bagaimana berterima kasih kepada-Mu. Keluarga kami berdoa
supaya Kau tetap sehat, muda dan cantik selamanya!