Guru Menceritakan Lelucon


Sudah Dipukul tapi Masih Berterima kasihl

Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai, Jhongli, Formosa, 25 Februari 1989
(Asal dalam bahasa Cina) Kaset Video # 49

Ada seorang laki-laki yang melakukan kejahatan dan ditahan oleh hakim di wilayah itu. Ia dijatuhi hukuman cambuk seratus kali yang menakutkan. Untungnya, ia kaya raya sehingga ia dapat menyogok hakim dan membayar seratus keping perak kepada seorang laki-laki miskin untuk menggantikannya. Karena tertarik pada uang, laki-laki malang itu setuju sehingga sang hakim membebaskan laki-laki kaya tersebut.

Setelah tiga puluh cambukan, laki-laki malang itu tidak dapat menahan penderitaan lagi dan menggunakan uang yang diterimanya untuk menyogok hakim supaya ia dibebaskan. Setelah bebas, laki-laki malang itu pergi menyampaikan terima kasihnya kepada laki-laki kaya yang seharusnya dihukum. “Saya sangat berterima kasih padamu. Jika tidak ada uang yang engkau berikan, saya mungkin telah dicambuk hingga mati!"





 

Kudamu yang Kami Inginkan,
bukan Engkau!

 

Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai pada Retret Internasional 3-hari , Phnom Penh, Kamboja, 28 Maret 1996. (Asal dalam bahasa Cina) Kaset Video # 541

Ada seorang lelaki  kaya yang buta huruf, dan suatu hari seorang lelaki kaya yang lain mengirimkan seorang kurir dengan surat untuknya. Malu untuk mengakui bahwa ia tidak dapat membaca, ia berkata kepada kurir agar kembali ke tuannya dan menyampaikan kalau ia akan datang beberapa saat lagi. Tapi sebenarnya ia ingin mencari seseorang untuk membacakan surat untuknya.

“Itu tidak perlu! Kami hanya ingin meminjam kudamu, bukan engkau. Jadi engkau tidak perlu datang lagi,” jawab sang kurir.

 


 

 

Kikir Sampai Akhir

Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai pada Retret Internasional 3-hari, Phnom Penh, Kamboja,
28 Maret 1996 (Asal dalam bahasa Cina) Kaset Video #541

Ketika lelaki sangat kikir yang mendapat julukan “hantu kikir” meninggal dan pergi ke neraka, Raja Yama mencelanya sambil berkata, “Kamu hantu kikir! Ketika engkau hidup, engkau berpegang erat pada segala sesuatu dan tidak mau memberi kepada sesama. Meskipun engkau melihat yang lain melarat dan miskin, engkau menolak memberikan bantuan kepada mereka. Engkau juga tidak mengurus orangtuamu dengan baik, sanak saudara atau teman serta membiarkan mereka menderita dan mati kelaparan. Untuk karma jahatmu, engkau akan dibuang kedalam panci yang berisi minyak mendidih."

Kepala penjara neraka mengiring lelaki kikir itu ke panci berisi minyak mendidih, dan ketika mereka tiba ia melihat ke dalam panci dan berkata. “Hei! Tunggu sebentar! Ada banyak minyak di dalamnya. Suatu pemborosan! Tolong keluarkan minyaknya, jual dan berikan uangnya padaku. Kemudian  kalian lebih baik membuang saya ke dalam panci yang berisi air mendidih! Itu tidak memerlukan minyak. Kalian menggunakan terlalu banyak minyak untuk menggoreng seseorang!"