Seni Adikarya

Bebas-lepas – yang tampak dalam gaya tajam mempesona yang muncul dari suatu tempat kemurnian absolut - merupakan ciri khas lukisan Maha Guru Ching Hai, dengan warna-warna yang berani, sederhana, dan sangat transparan. Dalam karya ini tidak ada suatu jejak teknik yang dibuat-buat atau disengaja.” ~ Claire Chen

Lukisan Maha Guru Ching Hai mengekspresikan aliran alami suasana hati dan kaya makna spiritual. Dari sudut pandang artistik, lukisan Guru adalah adalah mahakarya kelas dunia.

Cahaya Bulan: Karya ini, seperti Zaman Baru, memancarkan  suatu atmosfer misterius,  suatu pancaran ketenangan,  yang hebat, sama sekali tidak terpengaruh oleh komposisi warna yang hidup dan berani. Lukisan ini mengungkapkan perasaan yang amat dalam.

Manggis : Beberapa  the Supreme Master’s paintings menciptakan kesan bahwa Dia adalah pelukis otodidak, tetapi beberapa karyaNya yang lain, amat profesional dari segi teknik artistik. Di antara karya-karyanya, Manggis mewakili kesempurnaan yang jarang ditemui dalam hal komposisi dan penggunaan warna. Beberapa corak warna mudah digunakan dalam lukisan, tetapi beberapa tidak. Merah, sebagai contohnya, tampak menonjol dan vulgar bila digunakan dengan tidak tepat. Dalam Manggis, sifat merah melukiskan perasaan yang kaya dan hidup, dan cara penggunaannya setingkat standar artis kontemporer Matisse*, yang piawai dalam menggunakan warna merah. Karya ini sungguh merupakan karya yang hebat.

Perjuangan: Penggunaan warna-warni yang tajam, lugas dalam karya ini sejajar dengan suatu pendekatan tidak lazim terhadap penghadiran citra visual jarak jauh. Pohon-pohon cemara, berdiri tegak dan kokoh, dilukis dengan guratan sederhana dari seorang pelukis otodidak. Rerumputan hijau di lereng (mungkin suatu bayangan di danau) diekspresikan tidak dalam bentuk realistik, tetapi sebagai suatu potongan besar warna yang dengan berani digunakan dari arah kiri ke kanan bawah untuk menciptakan dinamika luar biasa. Meskipun tampak terbagi separuh, lukisan ini mencerminkan suatu harmoni yang tak terucapkan dan keindahan tanpa cacat.

* Henri Matisse (1869-1954) adalah pemimpin gerakan Fauvist dan mulai terkenal di Paris sekitar tahun 1905. Dalam sejarah karya seni barat, statusnya sebanding dengan Picassso, dan ia dipuji sebagai pelukis warna terbesar pada abad 20.

Profil Ibu Claire Chen:
Pada masa mudanya, Ibu Chen sering menemani ayahnya ke pameran museum dan pertunjukan konser. Saat ia menginjak dewasa, ia bertemu dengan seorang pria Perancis yang membagikan kegemarannya akan seni dan kemudian hari menjadi suaminya. Peristiwa hidup yang nyata dan kecintaan batin akan seni membentuk pengalaman estetikanya dan membawanya pada profesi pekerja seni lepas. Talenta uniknya kerap muncul dalam syair, lukisan, dan  patung, yang telah membuatnya mendapatkan sambutan luas dari lingkaran kebudayaan Taipei dan mendapat reputasi dan reputasi sebagai “penyair kehidupan".

 

~Lukisan Maha Guru Ching Hai