Keajaiban Guru

 

Dari Si Lemah Jadi Herkules Berkat Karunia Guru

 

Oleh saudara-inisiat Qin, San Jose, California, AS

Semenjak diinisiasi oleh Maha Guru Ching Hai ke dalam jalur rohani, kehidupanku dipenuhi oleh banyak kejutan yang mengagumkan, seperti yang tertulis di dalam cerita berikut.

Sejak dari sekolah menengah, aku menyukai permainan bola basket, tapi kecintaanku pada olahraga itu terganggu ketika kakiku melemah setelah dua puluh tahun berlari dan melompat di atas lapangan beton. Selain itu, selama dua tahun terakhir, selera makanku berkurang begitu mengalami kemajuan dalam perkembangan spiritualku, tetapi secara fisik aku lebih sehat dan lebih kuat dan saat ini saya malahan bisa secara efektif bermain basket di lapangan berukuran penuh dengan para pemain kulit putih dan hitam yang lebih tinggi dan  kuat yang  aku temui belakangan ini.

Di ulang tahun keenam inisiasiku yang jatuh pada hari minggu,  aku bertemu dengan kawan-kawan pemain basket ini. Pada hari itu, saya teringat atas pengalaman dari guru-guru masa lampau yang berkaitan dengan angka enam, aku pun mengantisipasi suatu hadiah kejutan dari Guru.

Siang itu aku bermain bola basket dengan kawan-kawan , dan sepanjang permainan, setelah melakukan suatu pemotongan bola yang bagus, aku dapati bahwa pemain depan tengah kami (pemain yang sering kali berada dekat jaring untuk menangkap dan menembakkan bola) yang tingginya dua meter sudah menunggu di bawah papan, dan aku berusaha melemparkan bola padanya dari sisi lain lapangan. Karena tubuh fisik-ku yang lemah sejak kecil, aku belum pernah sebelumnya melemparkan bola dari satu sisi lapangan ke sisi lain. Aku masih bisa mengingat pandangan takjub dari guru pendidikan jasmani yang berbadan tegap, yang mencatat dari belakang lapangan. Sementara banyak teman sekolahku yang lebih kuat sering berkompetisi melempar bola kedalam jaring, aku tidak pernah bisa menyaingi mereka. Kali ini, aku pikir, “Kalau aku bisa melemparkan bola melintasi lapangan kepada pemain depan tengah, itu akan memakai kekuatanku hingga kapasitas maksimumnya.” Kemudian aku jadi ragu dan berpikir, “Aku tidak makan siang dan melahap sangat sedikit setiap kali makan. Mana bisa punya cukup tenaga untuk melakukannya?” Walaupun begitu, aku  merentangkan tubuhku sedapat mungkin untuk melempar bola dan berdiri mengawasi kemana ia mendarat.

Tak disangka, mukjizat terjadi! Bola terbang melampaui jaring dan papan, dan melewati rerumputan hingga menabrak jaring pelindung pembatas lapangan atletik. Setiap orang di lapangan bengong dan melihatku dengan keheranan. Sambil memegang tangan, aku juga tak bisa bicara karena heran! Hingga sisa permainan, bahkan kawan-kawan kulit putihku memuji otot-ototku. Tapi sebenarnya, aku hanyalah sedikit lebih besar daripada “ceking".

Keheranan ini terus memenuhi aku dengan keriangan. Kabarnya Bodhisattva Quan Yin dan sang Raja Monyet hidup tanpa makan makanan duniawi, tapi tongkat emas Raja Monyet beratnya 17.000 kati (10.200 kg), sedangkan botol air-suci yang digenggam dengan mudah oleh Bodhisattva Quan Yin memuat seisi samudra! Aku percaya bahwa siapapun yang berlatih Metode Quan Yin akan sanggup melakukan hal serupa suatu hari nanti. Dengan karunia Guru, rupanya aku mencicipi pengalaman pertamaku menjadi raksasa!

 

Inisiasi yang Diatur dengan Sempurna

Anakku Lahir pada Hari Ching Hai